Warga Indonesia di Brunei Darussalam Nikmati Ajang Silaturahmi dan Nostalgia Lewat Pasar Rakyat

Tahun ini, acara yang digelar selama dua hari pada 26-27 Agustus untuk memperingati HUT ke-78 Republik Indonesia ini telah berhasil mencatat lebih dari 2500 pengunjung yang meramaikan Pasar Rakyat di halaman KBRI Bandar Seri Begawan.

“Pasar Rakyat ini sudah menjadi ajang rutin bagi warga Indonesia yang ada di Brunei untuk silaturahmi dengan teman dan kerabat, sekaligus untuk mengobati sedikit rasa rindu kampung halaman,” ujar Duta Besar RI untuk Brunei Darussalam, Achmad Ubaedillah.

Berdasarkan siaran pers yang diterima pada Senin (28/8), sebanyak 51 stan UMKM milik warga Indonesia di Brunei ikut serta dalam ajang tahunan ini, dengan menawarkan beragam produk unggulan Indonesia mulai dari makanan, minuman, hingga kerajinan tangan dan kain tradisional.

Berbagai layanan jasa juga dihadirkan, termasuk pengiriman uang, logistik, tiket perjalanan ke Indonesia, layanan pendidikan, serta layanan BPJS Ketenagakerjaan dan PPLN (Panitia Pemilihan Luar Negeri), yang menjadi pusat perhatian bagi para pengunjung.

Kesempatan itu digunakan PPLN KBRI Bandar Seri Begawan untuk menawarkan kesempatan bagi WNI yang belum terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk memperbarui data mereka, sebagai bentuk persiapan pemilihan tahun depan.

Menyoroti pemilu, Dubes Ubaedillah dalam kesempatan tersebut mengingatkan pentingnya ketertiban dan kebersamaan dalam menghadapi Pemilu yang akan datang.

"Meskipun perbedaan pendapat dapat terjadi, kita tetap adalah saudara bangsa. Kita harus menjaga harmoni dalam menjalani Pemilu yang sukses dan tertib, dengan menghormati aturan-aturan yang berlaku di Brunei Darussalam," tuturnya.

Acara tersebut berlangsung dengan meriah dan lancar berkat pertunjukan tarian kesenian daerah, penampilan band lagu populer, karaoke, hingga musik rakyat yang dibawakan oleh komunitas Indonesia di Brunei.

Keberhasilan itu telah membawa omzet besar dari berbagai transaksi selama acara yang mencapai lebih dari BND 40 ribu atau sekitar Rp 450 juta, dengan nilai transaksi remitansi senilai lebih dari BND 36 ribu atau sekitar Rp 41 juta.