Rusia Ingin Hubungan Saling Menghormati dengan AS

"Kami menginginkan hubungan yang baik, setara, saling menghormati dengan Amerika Serikat, seperti dengan setiap negara di dunia," kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov kepada TV Rusia pada Minggu (30/1), sebagaimana dikabarkan ulang Channel News Asia.

Pernyataan ini dibuat di tengah ketegangan yang semakin meningkat di perbatasan Ukraina dan Rusia. Amerika Serikat dan sekutu NATO pun tidak tinggal diam melihat situasi tersebut. Hal ini terjadi lantaran Rusia mengerahkan lebih banyak pasukan ke perbatasan tersebut.

Peningkatan militer telah memicu kekhawatiran bahwa Rusia sedang merencanakan invasi. Namun Rusia tegas membantah bahwa mereka memiliki hak untuk melakukan hal tersebut.

Lavrov menjelaskan bahwa walau bagaimanapun, Rusia tidak ingin tetap berada dalam posisi di mana keamanan dilanggar setiap hari.

Mengutip perambahan NATO di dekat perbatasan timurnya, Rusia telah mengajukan tuntutan keamanan ke Washington dan aliansi militer pimpinan Amerika Serikat.

Termasuk dalam tuntutan itu adalah jaminan bahwa NATO tidak akan menerima anggota baru, khususnya Ukraina. Selain itu, Amerika Serikat juga tidak akan mendirikan pangkalan militer baru di negara-negara bekas Soviet.

Rusia juga menuntut mundurnya pasukan NATO yang dikerahkan ke Eropa timur dan negara-negara bekas Soviet yang bergabung dengan aliansi itu setelah Perang Dingin.

Lavrov mengatakan bahwa garis pertahanan NATO terus bergerak ke arah timur dan telah "sangat dekat" dengan Ukraina, yang menurutnya, tidak siap untuk bergabung dengan NATO.