Kepala BRIN Arif Satria mencoba Arsinum BRIN. (Foto: Dokumentasi BRIN)
Teknologi Arsinum (Air Siap Minum) yang telah dikerahkan BRIN di wilayah terdampak bencana menjadi solusi cepat untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat akan air bersih.
Kepala BRIN Arif Satria memastikan pemanfaatan hasil riset dan inovasi ini benar-benar berfungsi optimal dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat terdampak bencana.
Arif juga memastikan tim kesehatan dan survei pemetaan yang sudah bertugas di tempat bencana dalam keadaan baik dan melaksanakan tugas dengan maksimal.
Dalam penanganan bencana tersebut ungkap Arif Satria, BRIN juga mengerahkan drone Ground Penetration Radar (GPR) untuk mendukung proses rekonstruksi dan evakuasi. Teknologi mutakhir ini mampu mendeteksi objek hingga kedalaman 100 meter di bawah permukaan tanah, sehingga sangat membantu dalam pencarian korban serta pemetaan kondisi tanah di wilayah rawan longsor.
“Saya meninjau lokasi bencana di Kabupaten Aceh Tamiang untuk memastikan Arsinum dan juga drone penetration radar telah beroperasi dengan baik. Riset dan inovasi harus hadir saat dibutuhkan, terutama pada masa-masa genting pascabencana, karena kebermanfaatan yang nyata adalah yang langsung dirasakan masyarakat,” ujar Arif Satria dalam keterangan yang diterima redaksi di Jakarta, Kamis, 25 Desember 2025.
Menurutnya, pemanfaatan teknologi berbasis riset menjadi bagian penting dalam percepatan penanganan bencana. Inovasi tidak hanya berhenti pada pengembangan di laboratorium, tetapi harus mampu menjawab kebutuhan riil di lapangan, mulai dari penyediaan air bersih hingga dukungan teknis dalam evakuasi dan pemulihan infrastruktur.
Arif Satria menegaskan bahwa kehadiran BRIN di lokasi bencana merupakan wujud tanggung jawab lembaga riset nasional untuk mendukung upaya kemanusiaan berbasis sains dan teknologi. Dengan pendekatan tersebut, penanganan bencana diharapkan menjadi lebih cepat, tepat, dan berbasis data.
Saat ini, BRIN telah menyiapkan tiga unit Arsinum, dengan dua unit dioperasikan di Kabupaten Aceh Tamiang dan satu unit lainnya akan ditempatkan di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Penempatan ini disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan serta tingkat urgensi wilayah terdampak bencana.
Melalui langkah ini, BRIN berharap hasil riset dan inovasi nasional dapat terus hadir sebagai solusi nyata bagi masyarakat, khususnya dalam situasi darurat. Kehadiran teknologi Arsinum dan drone GPR menjadi bukti bahwa sains dan inovasi mampu berkontribusi langsung dalam melindungi keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat pascabencana.