Berita

Representative Image (Foto: ABC News)

Dunia

Serangan Teror Bondi Beach Picu Wacana Pelarangan Kata “Intifada” di Australia

SELASA, 23 DESEMBER 2025 | 14:57 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Pemerintah Australia berencana melarang penggunaan kata “intifada” dalam aksi unjuk rasa, menyusul serangan teror di Bondi Beach, Sydney, yang menewaskan 15 orang dan melukai puluhan lainnya. 

Langkah tersebut diambil di tengah pengetatan kebijakan terhadap protes dan slogan yang dinilai berkaitan dengan isu Palestina.

Menurut laporan New Arab pada Selasa, 23 Desember 2025, pejabat New South Wales menilai istilah “intifada” bersifat “incendiary” atau memicu kebencian. 


Perdana Menteri New South Wales Chris Minns juga memberi sinyal penguatan undang-undang protes, yang secara luas dipandang menyasar demonstrasi besar solidaritas untuk warga Palestina di Gaza.

Minns bahkan menyerukan pembentukan komisi kerajaan untuk menyelidiki serangan Bondi, seiring pemerintah negara bagian dan federal mengumumkan paket kebijakan yang diklaim sebagai upaya memerangi ekstremisme. 

Parlemen New South Wales pun melaju dengan apa yang disebut sebagai undang-undang senjata api paling ketat di Australia, termasuk larangan menampilkan simbol yang ditetapkan sebagai teroris.

Di tingkat federal, Perdana Menteri Anthony Albanese mengumumkan skema pembelian kembali senjata api nasional terbesar sejak tragedi Port Arthur 1996. 

Kebijakan itu disertai pengetatan pemeriksaan latar belakang, larangan kepemilikan senjata oleh non-warga negara, serta pembatasan jenis senjata yang legal.

Namun, sejumlah kalangan memperingatkan respons politik tersebut berpotensi melampaui penanganan kekerasan senjata dan menyamakan serangan Bondi dengan gerakan pro-Palestina. 

Penulis dan jurnalis Australia Katerina Cosgrove menilai duka atas tragedi itu dimanfaatkan untuk menekan kebebasan berekspresi. 

“Komentator dan politisi beritikad buruk mempersenjatai tragedi ini, mengeksploitasi situasi dan mengaitkan gerakan pro-Palestina dengan penembakan di Bondi,” tulis Cosgrove.

Cosgrove menegaskan aksi pro-Palestina di Australia selama ini berlangsung damai dan diikuti berbagai lapisan masyarakat. Ia memperingatkan bahwa pelabelan kolektif justru berisiko memicu Islamofobia dan memperdalam perpecahan sosial.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya