Berita

Ilustrasi (RMOL/Reni Erina)

Tekno

Meta Deklarasi Perang Lawan Penipuan Berbasis AI di Asia

SABTU, 20 DESEMBER 2025 | 12:17 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Raksasa platform media sosial Meta terus meningkatkan upaya global untuk memberantas penipuan daring berbasis kecerdasan buatan (AI) di kawasan Asia Pasifik. 

Langkah pemilik Facebook ini tertuang dalam Laporan Ancaman Adversarial terbaru Meta, yang mengungkap skala besar kejahatan siber lintas negara, terutama yang memanfaatkan teknologi AI seperti deepfake.

Direktur Kebijakan Keamanan Meta, David Agranovich, menjelaskan bahwa penipuan daring kini semakin canggih dan terorganisasi. Banyak jaringan kriminal beroperasi lintas negara, dengan pusat aktivitas yang sebagian besar berasal dari Kamboja. "Jaringan ini menargetkan korban di berbagai negara, termasuk Indonesia, Australia, Filipina, Thailand, dan Vietnam," ujarnya, dikutip dari Bangkok Post, Sabtu 20 Desember 2025.


Salah satu modus utama para penipuan adalah penyamaran sebagai pejabat pemerintah atau aparat kepolisian. Para pelaku menggunakan identitas palsu, logo resmi, lencana, hingga foto orang berseragam agar terlihat meyakinkan. Mereka juga kerap memakai nama institusi fiktif yang terdengar resmi, seperti “Cyber Crimes Investigations Service” atau “Counter Fraud Alliance”.

Para penipu biasanya mendekati korban melalui media sosial, lalu mengarahkan percakapan ke aplikasi pesan terenkripsi. Dalam banyak kasus, mereka menargetkan korban yang sudah pernah tertipu sebelumnya, dengan janji palsu untuk membantu memulihkan dana yang hilang. Korban kemudian diminta membayar berbagai “biaya investigasi” atau “biaya administrasi” yang pada akhirnya tidak pernah menghasilkan pengembalian dana.

Menurut Meta, AI semakin sering digunakan untuk meningkatkan efektivitas penipuan. Contohnya adalah video deepfake yang meniru tokoh publik, serta pesan penipuan yang dipersonalisasi secara massal. Tren ini paling banyak ditemukan di Australia dan India, namun juga menyebar luas di Asia Tenggara.

Untuk melawan ancaman tersebut, Meta menerapkan sejumlah langkah, termasuk sistem deteksi perilaku canggih, peringatan percakapan mencurigakan, serta perlindungan berbasis AI seperti Llama Firewall dan kerangka Aturan Dua untuk agen AI. Meta juga mengundang hampir 500.000 tokoh publik untuk bergabung dalam program pengenalan wajah guna mencegah penyalahgunaan identitas.

Sepanjang Januari hingga Oktober 2025, Meta menghapus lebih dari 6.400 akun dan halaman Facebook yang terkait dengan penipuan dan aktivitas kriminal berbahaya. Selain itu, sepanjang 2025 Meta menghapus lebih dari 134 juta iklan penipuan dan menonaktifkan hampir 12 juta akun yang terhubung dengan pusat-pusat penipuan terorganisir. Dalam 15 bulan terakhir, laporan pengguna terhadap iklan penipuan juga turun lebih dari 50 persen.

Meta menyebut upaya ini didukung kerja sama erat dengan aparat penegak hukum, termasuk kepolisian Singapura, yang berhasil membongkar jaringan perjudian daring ilegal, menangkap pelaku, dan memulihkan dana korban senilai lebih dari 75.000 Dolar AS .

"Meskipun penjahat semakin memanfaatkan AI untuk kejahatan seperti penipuan pekerjaan palsu dan penipuan asmara, AI juga menjadi senjata utama Meta untuk melindungi penggunanya," tegas Agranovich.

Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bahlil: Jangan Uji NYali, Kita Nothing To Lose

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:44

Bukan AI Tapi Non-Human

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43

Usai Dicopot Ketua Golkar Sumut, Ijeck Belum Komunikasi dengan Doli

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:12

Exynos 2600 Dirilis, Chip Smartphone 2nm Pertama di Dunia

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:52

Akui Kecewa Dicopot dari Ketua DPD Golkar Sumut, Ijeck: Mau Apalagi? Kita Terima

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:42

Bahlil Sentil Senior Golkar: Jangan Terlalu Lama Merasa Jadi Ketua Umum

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:22

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Sekretaris Golkar Sumut Mundur, Ijeck Apresiasi Kesetiaan Kader

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:06

Dana Asing Banjiri RI Rp240 Miliar Selama Sepekan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:01

Garda Satu dan Pemkab Tangerang Luncurkan SPPG Tipar Raya Jambe

Sabtu, 20 Desember 2025 | 13:38

Selengkapnya