Berita

Akademisi Ubedilah Badrun (kiri) terpilih sebagai presenter artikel terbaik dalam Forum Teknologi dan Saintis Nasional 2025. (Foto: dok. ASASI)

Politik

Ubedilah Badrun Terpilih sebagai Presenter Artikel Terbaik di Forum Nasional ASASI 2025

JUMAT, 05 DESEMBER 2025 | 19:32 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Akademisi Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun, terpilih sebagai presenter artikel terbaik dalam Forum Teknologi dan Saintis Nasional 2025 yang digelar Asosiasi Akademisi dan Saintis Indonesia (ASASI) di Senggigi, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, 2-3 Desember 2025.

Ubedilah dikenal sebagai intelektual publik yang aktif mengkritisi isu sosial, politik, dan demokrasi. Ia juga produktif menulis artikel ilmiah populer di berbagai media massa nasional.

Selain Ubedilah, presenter artikel terbaik lainnya dalam forum nasional ASASI 2025 adalah Joko Sampurno (Universitas Tanjungpura), Mardhatillah Sariyanti (Universitas Bengkulu), dan Fransiskus Samuel Rinaldi (UPN).


Forum ini dihadiri akademisi dan saintis multidisipliner dari berbagai provinsi. Sejumlah ilmuwan terkemuka Indonesia yang tergabung dalam ASASI turut hadir, di antaranya Profesor Khoirul Anwar, pemilik paten teknologi broadband 4G berbasis OFDM yang menjadi standar internasional, serta Profesor Anuraga Jayanegara, guru besar IPB yang baru-baru ini masuk dalam daftar Top 2% Scientist in the World.

ASASI saat ini dipimpin oleh Prof. Elfahmi, M.Si, guru besar Institut Teknologi Bandung (ITB) di bidang bioteknologi fitokimia dan farmakognosi. Adapun penyelenggaraan hajatan nasional ASASI di NTB dilaksanakan oleh Pengurus ASASI NTB yang diketuai Dr. rer. nat. Teti Zubaedah, S.T., M.T., pakar teknologi elektromagnetik untuk konservasi lingkungan dan kemanusiaan dari Universitas Mataram.

Menjawab pertanyaan tentang artikelnya yang berjudul “Paradoks Demokrasi dan Maju Mundurnya Negara (Studi tentang Paradoks Demokrasi Indonesia di Era Digital dan Stagnasi Ekonomi)”, Ubaidilah menjelaskan, tema tersebut berangkat dari irisan perkembangan teknologi digital, demokrasi, dan ekonomi.

“Artikel ini menemukan adanya paradoks demokrasi digital di Indonesia. Di satu sisi, era digital memudahkan aspirasi publik disampaikan melalui media sosial dan memungkinkan elite merespons cepat. Namun di sisi lain, dalam lima tahun terakhir, aspirasi publik justru kerap diabaikan. Inilah yang menyebabkan indeks dan kualitas demokrasi Indonesia menurun,” kata Ubedilah, yang akrab disapa Kang Ubed.

Ia merujuk pada data kuantitatif dari The Economist Intelligence Unit yang mencatat indeks demokrasi Indonesia turun dari 6,48 pada 2019 menjadi 6,44 pada 2024. Sementara data Freedom House menunjukkan penurunan skor kebebasan dari 62 pada 2019 menjadi 37 pada 2024.

Selain itu, sejumlah kajian ilmuwan internasional, termasuk tulisan William Liddle berjudul Indonesia: Jokowi Sidelines Democracy, juga menunjukkan kecenderungan kemunduran demokrasi. Dari sektor ekonomi, Ubedilah menyebutkan daya saing global Indonesia turun dari peringkat 32 (2019) ke peringkat 40 (2024), pertumbuhan ekonomi stagnan di kisaran 5 persen selama satu dekade terakhir, serta memburuknya Indeks Persepsi Korupsi yang berada di skor 37 pada 2024.

Menurut Ubedilah, penurunan kualitas demokrasi, lemahnya daya saing global, dan meningkatnya praktik korupsi berdampak langsung pada citra Indonesia di mata dunia.

“Kondisi ini memengaruhi rendahnya investasi asing, mendorong stagnasi ekonomi, serta berdampak pada meningkatnya pemutusan hubungan kerja,” ujarnya.

Ia menegaskan, kualitas demokrasi dan pemberantasan korupsi merupakan faktor kunci bagi kemajuan negara.

“Demokrasi yang berkualitas, indeks demokrasi yang baik di tengah masyarakat digital yang kompleks, serta minimnya korupsi adalah penentu kemajuan negara. Itulah makna penting dari artikel saya,” kata Ubedilah.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya