Berita

Ilustrasi logo OpenAI (RMOL/Reni Erina)

Bisnis

OpenAI Butuh Dana Lebih dari Rp3.330 Triliun untuk Tetap Bertahan

SELASA, 02 DESEMBER 2025 | 07:26 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Perusahaan teknologi Amerika Serikat, OpenAI, diperkirakan membutuhkan lebih dari 200 miliar Dolar AS (sekitar Rp3.330 triliun) pendanaan baru hingga tahun 2030 agar bisa terus beroperasi dan memperluas bisnisnya. 

Perkiraan ini berasal dari riset terbaru HSBC, yang menyoroti meningkatnya biaya komputasi seiring perlombaan kecerdasan buatan (AI) global yang semakin agresif.

Dikutip dari RT, Selasa 2 Desember 2025, dalam laporan itu disebutkan bahwa meski OpenAI sudah memiliki perjanjian komputasi jangka panjang dengan Microsoft, Amazon, dan Oracle, kebutuhan modal perusahaan diperkirakan masih akan jauh melampaui pendapatan. Dengan proyeksi pendapatan sekitar 129 miliar Dolar AS pada 2030, OpenAI masih menghadapi kesenjangan pendanaan sekitar 207 miliar Dolar AS.


Salah satu beban terbesar adalah biaya cloud dan komputasi. HSBC memperkirakan tagihan sewa cloud OpenAI dapat menembus 800 miliar Dolar AS pada 2030, terutama karena pengoperasian dan pelatihan model AI raksasa membutuhkan pusat data dan chip yang sangat mahal. Lonjakan biaya ini juga dipicu persaingan global, terutama antara AS dan China, untuk mendominasi teknologi AI generatif.

HSBC juga memperkirakan pertumbuhan pengguna yang luar biasa. Produk OpenAI, ChatGPT, diprediksi dapat mencapai 3 miliar pengguna aktif pada 2030, naik drastis dari sekitar 800 juta pengguna pada bulan sebelumnya. Jika terwujud, ChatGPT akan digunakan oleh hampir separuh populasi dewasa dunia di luar China, yang memblokir sebagian besar layanan AI Barat.

Sejak ChatGPT diluncurkan tiga tahun lalu, OpenAI menjadi pusat ledakan industri AI. Perusahaan ini menarik gelombang investasi masif, dengan raksasa teknologi dunia menggelontorkan puluhan miliar dolar untuk membangun pusat data, membeli chip canggih, dan mengembangkan model baru. Namun sejumlah analis memperingatkan bahwa euforia investasi ini berisiko memicu “gelembung AI”, di mana biaya pengembangan melampaui potensi keuntungan.

Oktober lalu, OpenAI menjadi perusahaan swasta paling bernilai di dunia, menyalip SpaceX milik Elon Musk. Valuasi tersebut tercapai setelah penjualan saham karyawan senilai 6,6 miliar Dolar AS, yang membuat nilai perusahaan melonjak ke sekitar 500 miliar Dolar AS.

Terlepas dari pertumbuhan pesat, laporan HSBC menegaskan bahwa masa depan OpenAI tetap bergantung pada kemampuan perusahaan mengamankan pendanaan jumbo dalam beberapa tahun ke depan. Dengan kebutuhan komputasi yang terus melejit, perlombaan untuk membangun AI tercanggih kini bukan hanya soal inovasi, tetapi juga soal kekuatan modal raksasa.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

UPDATE

Eddy Soeparno Bicara Komitmen Prabowo Percepat Dekarbonisasi

Senin, 15 Desember 2025 | 16:13

Praperadilan Kakak Kandung Hary Tanoesoedibjo Dua Kali Ditolak Hakim

Senin, 15 Desember 2025 | 15:55

Miliarder Siapkan Hadiah Besar Atas Aksi Heroik Warga Muslim di Bondi Beach

Senin, 15 Desember 2025 | 15:48

DPR Tegaskan Perpol 10/2025 Tidak Bertentangan dengan Konstitusi

Senin, 15 Desember 2025 | 15:41

Ketaatan pada Rais Aam Fondasi Kesinambungan Khittah NU

Senin, 15 Desember 2025 | 15:39

Gubernur Sulut Dukung Penguatan Kapasitas SDM Bawaslu

Senin, 15 Desember 2025 | 15:29

Keselamatan Masyarakat Harus Jadi Prioritas Utama Selama Nataru

Senin, 15 Desember 2025 | 15:19

Pramono Terima Hasil Kongres Istimewa MKB Demi Majukan Betawi

Senin, 15 Desember 2025 | 15:12

KPK Geledah Rumah Dinas Plt Gubernur Riau SF Hariyanto

Senin, 15 Desember 2025 | 14:54

Command Center Diresmikan Percepat Digitalisasi dan Pengawasan Kopdes Merah Putih

Senin, 15 Desember 2025 | 14:43

Selengkapnya