Berita

Ilustrasi (Artificial Inteligence)

Bisnis

Sektor Pariwisata Jepang Ambruk Dihajar China

RABU, 26 NOVEMBER 2025 | 12:55 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Jumlah wisatawan China ke Jepang terus merosot tajam di tengah ketegangan hubungan diplomatik kedua negara. Situasi ini makin buruk setelah sejumlah maskapai membatalkan penerbangan dalam jumlah besar.

Media China melaporkan bahwa beberapa maskapai domestik menghentikan penerbangan di 12 rute menuju Jepang, termasuk rute ke destinasi wisata populer seperti Kyoto dan Osaka. Data dari platform penerbangan DAST menunjukkan 41 penerbangan telah ditangguhkan hingga awal pekan ini.

Menurut analis penerbangan Li Hanming, maskapai besar seperti Air China, China Eastern, dan China Southern sudah membatalkan banyak penerbangan yang terpengaruh. 


“Sebagian besar penerbangan yang dibatalkan menuju Osaka, yang biasanya ramai turis muda Tiongkok saat libur akhir tahun,” ujarnya, dikutip dari Bangkok Post, Rabu 26 November 2025.

Banyak orang tua disebut membatalkan perjalanan anak-anak mereka karena alasan keamanan.

Li memperkirakan penangguhan ini bisa berlanjut hingga Maret, dan berlaku untuk penerbangan pergi-pulang di rute yang terdampak. Saat ini, tingkat pembatalan mencapai sekitar 15 persen, dan bisa naik lagi mendekati libur tahun baru.

Ketegangan Beijing-Tokyo memuncak setelah Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi menyatakan Jepang bisa mengerahkan militer jika konflik terjadi di Selat Taiwan. Beijing kemudian mengeluarkan peringatan perjalanan, meminta warganya menghindari kunjungan ke Jepang.

Dampaknya langsung terasa: hingga 17 November, maskapai China telah menerima 491.000 pembatalan pemesanan tiket (setara 32 persen) dari total reservasi penerbangan ke Jepang.

Media Yicai melaporkan tingkat batal terbang paling tinggi terjadi pada rute Tianjin-Bandara Kansai (65 persen) dan Nanjing-Kansai (hampir 60 persen). Penerbangan ke Tokyo relatif lebih aman karena banyak digunakan pelaku perjalanan bisnis.

China adalah sumber turis asing terbesar Jepang sepanjang Januari-September 2025, dengan 7,49 juta pengunjung. Analis memprediksi banyak turis China kini akan mengalihkan perjalanan ke negara lain di Asia, sehingga rute lain di kawasan justru berpotensi meningkat permintaannya.

“Maskapai China bisa memindahkan kapasitas penerbangan dari Jepang ke destinasi lain yang lebih aman dan diminati,” kata Brendan Sobie dari Sobie Aviation.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya