Berita

Ilustrasi (Foto: Artificial Intelligence)

Bisnis

BI Ingatkan Anak Muda Tak Tergiur Imbal Hasil Instan

RABU, 26 NOVEMBER 2025 | 08:10 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Saat ini, banyak anak muda yang mulai melek investasi. Di tengah gemerlap janji "cuan" instan, Bank Indonesia (BI) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) kompak menyuarakan literasi dan kesabaran sebagai kunci utama. Generasi muda didorong untuk menjadi investor yang cerdas dan cermat, jauh dari godaan imbal hasil tinggi dalam sekejap mata.

Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, membagikan tiga prinsip utama yang ia sebut 3M, untuk mengelola keuangan ala investor sejati.

Pertama, melek digital, dalam arti memahami dengan baik profil risiko sebelum menempatkan dana untuk berinvestasi serta memprioritaskan instrumen yang resmi dan berizin.


"Kedua, merencanakan keuangan sejak dini dalam membangun kebiasaan positif mengatur pendapatan dan pengeluaran yang dapat dimulai dari menyisihkan dana darurat, menghindari utang konsumtif serta membangun kebiasaan menabung dan berinvestasi," ujar Destry Damayanti dalam keterangan yang dikutip redaksi di Jakafta,  Rabu 26 November 2025.

Kemudian yang ketiga adalah bersikap seperti pelari Marathon bukan sprint karena dalam berinvestasi tidak ada yang instan, hasil investasi yang besar didapatkan dalam jangka panjang, sehingga jangan tergoda dengan imbal hasil investasi yang besar dengan waktu yang singkat.  

Senada dengan BI, Farid Azhar Nasution, Wakil Ketua Dewan Komisioner LPS, menyoroti pentingnya pengelolaan keuangan yang bijak untuk menjaga ketahanan finansial. Pertama; sisihkan, bukan menyisakan. Begitu gajian, langsung sisihkan dana untuk tabungan dan investasi, bukan menunggu sisa setelah semua kebutuhan terpenuhi.

"Pada saat mendapatkan penghasilan, mulailah menyisihkan bukan menyisakan untuk menyiapkan dana cadangan dalam bentuk simpanan guna memenuhi kebutuhan operasional beberapa bulan ke depan (3-6 bulan) dan kondisi darurat (emergency fund)," jelas Farid. 

Kedua; benteng likuiditas. Prioritaskan pembentukan dana cadangan likuiditas atau emergency fund yang idealnya cukup untuk membiayai kebutuhan operasional 3-6 bulan.

Ketiga, investasi terukur: Setelah memiliki dana darurat, baru alihkan dana surplus ke instrumen investasi yang Anda pahami. Pelajari detail instrumennya, kenali risikonya, dan selalu cek legalitasnya.

Keempat; kunci diversifikasi: Jangan taruh semua telur dalam satu keranjang! Bangun kebiasaan menabung dan berinvestasi secara terdiversifikasi sejak dini.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

UPDATE

Denny Indrayana Ingatkan Konsekuensi Putusan MKMK dalam Kasus Arsul Sani

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:30

HAPPI Dorong Regulasi Sempadan Pantai Naik Jadi PP

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:22

Pembentukan Raperda Penyelenggaraan Pasar Libatkan Masyarakat

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:04

Ijazah Asli Jokowi Sama seperti Postingan Dian Sandi

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:38

Inovasi Jadi Kunci Hadapi Masalah Narkoba

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:12

DPR: Jangan Kasih Ruang Pelaku Ujaran Kebencian!

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:06

Korban Meninggal Banjir Sumatera Jadi 1.030 Jiwa, 206 Hilang

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

Bencana Sumatera, Telaah Konstitusi dan Sustainability

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

PB HMI Tegaskan Putusan PTUN terkait Suhartoyo Wajib Ditaati

Senin, 15 Desember 2025 | 23:10

Yaqut Cholil Masih Saja Diagendakan Diperiksa KPK

Senin, 15 Desember 2025 | 23:07

Selengkapnya