Berita

PBNU (RMOL/Abdul Rouf Ade Segun)

Politik

Pengamat: Dinamika PBNU Murni Pertarungan Elite Internal

SENIN, 24 NOVEMBER 2025 | 09:11 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Gejolak yang terjadi di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dinilai hanyalah murni persaingan di tingkat elite internal.

Pengamat politik Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS), Adib Miftahul, menilai kisruh ini sama sekali tidak berpengaruh signifikan terhadap warga NU di akar rumput.

“Kisruh di PBNU ini tidak signifikan mempengaruhi akar rumput. Saya katakan demikian, ini hanya pertarungan elite,” ujar Adib Miftahul, saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Senin, 24 November 2025.


Adib menjelaskan, perpecahan ini merupakan konsekuensi langsung dari semakin meningkatnya keterlibatan PBNU dalam panggung politik praktis belakangan ini. Keterlibatan tersebut telah menciptakan faksi-faksi internal yang mirip dengan situasi di partai politik.

“Ini karena akumulasi PBNU yang terseret dengan politik praktis sehingga terjadi di dalam internal itu banyak faksi-faksi yang berbeda. Ibarat partai politik bagaimana kita punya celah kita ingin berkuasa itu saja,” jelasnya.

Bahkan, Adib menilai daya tawar politik PBNU kini jauh lebih besar, bahkan melebihi partai politik, dalam hal pengaruh publik dan pengerahan suara.

"PBNU malah lebih seksi daripada partai politik sebagai penggedor suara, peraup suara, bahkan kalau mau jujur mungkin untuk meraup pendapatan juga bisa," katanya.

Oleh karena tingginya nilai tawar politik inilah, Adib menyimpulkan bahwa desakan mundur ini bukan intervensi pihak luar, melainkan murni "pertarungan faksi" dan "pertarungan elite" di dalam organisasi.

Sebelumnya, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menolak mundur meskipun didesak oleh Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar sebagaimana hasil rapat syuriyah.

Gus Yahya justru mengumpulkan para kiai sepuh NU di Kantor PBNU, Jakarta, pada Minggu malam 23 November 2025.  Pertemuan itu disebut sebagai musyawarah Alim Ulama NU. Salah satu hasilnya, menegaskan bahwa kepengurusan PBNU di bawah kepemimpinan Gus Yahya harus tetap berjalan sampai akhir periode.

“Tidak ada pemakzulan, tidak ada pengunduran diri. Semua sepakat begitu, gamblang 100 persen,” tegas Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Said Asrori.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

UPDATE

12 Orang Tewas dalam Serangan Teroris di Pantai Bondi Australia

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:39

Gereja Terdampak Bencana Harus Segera Diperbaiki Jelang Natal

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:16

Ida Fauziyah Ajak Relawan Bangkit Berdaya Amalkan Empat Pilar Kebangsaan

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:07

Menkop Ferry: Koperasi Membuat Potensi Ekonomi Kalteng Lebih Adil dan Inklusif

Minggu, 14 Desember 2025 | 18:24

Salurkan 5 Ribu Sembako, Ketua MPR: Intinya Fokus Membantu Masyarakat

Minggu, 14 Desember 2025 | 18:07

Uang Rp5,25 Miliar Dipakai Bupati Lamteng Ardito untuk Lunasi Utang Kampanye Baru Temuan Awal

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:34

Thailand Berlakukan Jam Malam Imbas Konflik Perbatasan Kamboja

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:10

Teknokrat dalam Jerat Patronase

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:09

BNI Dukung Sean Gelael Awali Musim Balap 2026 di Asian Le Mans Series

Minggu, 14 Desember 2025 | 16:12

Prabowo Berharap Listrik di Lokasi Bencana Sumatera Pulih dalam Seminggu

Minggu, 14 Desember 2025 | 16:10

Selengkapnya