Berita

Pamflet kampanye Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan. (Foto: AFP)

Dunia

Presiden Tanzania Terpilih Lagi Usai Pemilu Berdarah

MINGGU, 02 NOVEMBER 2025 | 03:03 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan resmi dinyatakan memenangkan pemilu dengan perolehan lebih dari 97 persen suara. 

Pengumuman hasil pemungutan suara disampaikan Komisi Pemilihan Umum Tanzania. Hassan yang naik menggantikan mendiang John Magufuli pada 2021 tersebut akan kembali memimpin negara berpenduduk 68 juta jiwa itu selama lima tahun ke depan.

Kemenangan telak seperti ini nyaris tak pernah terjadi di kawasan. Perbandingannya hanya pada Presiden Rwanda Paul Kagame yang rutin meraih suara mutlak dalam pemilu.


Namun kemenangan besar itu berlangsung di tengah aksi demonstrasi berdarah yang menewaskan ratusan orang di berbagai wilayah Tanzania.

Menjelang pemungutan suara, kelompok HAM termasuk Amnesty International telah melaporkan pola pelanggaran berat seperti penghilangan paksa, penangkapan sewenang-wenang, serta pembunuhan di luar hukum.

Partai oposisi Chadema menyebut sekitar 700 orang tewas sejak demonstrasi pecah mulai Rabu, 29 Oktober 2025.

“Jumlah kematian di Dar es Salaam sekitar 350 dan di Mwanza lebih dari 200. Ditambah wilayah lain, totalnya sekitar 700,” ujar Juru Bicara Chadema John Kitoka, dikutip AFP pada Sabtu, 1 November 2025.

Angka tersebut belum bisa diverifikasi secara independen, namun sumber keamanan maupun diplomat mengonfirmasi korban mencapai ratusan.

Hassan dan partainya, Chama Cha Mapinduzi, dituding melakukan kecurangan untuk mempertahankan kekuasaan. Dua calon presiden dari kubu oposisi didiskualifikasi, membuat Hassan hanya berhadapan dengan 16 kandidat partai kecil yang minim kampanye.

Protes pun meluas di berbagai kota termasuk Dar es Salaam, dengan massa menuntut pemilu yang bebas dan adil. Aparat kepolisian serta militer dikerahkan untuk membubarkan aksi. 

Pemerintah juga menerapkan jam malam, memblokir internet, dan membatasi akses media sosial sebagai upaya meredam tekanan publik atas pemilu yang dianggap cacat demokrasi.


Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Polres Tangsel Diduga Gelapkan Barbuk Sabu 20 Kg

Minggu, 21 Desember 2025 | 02:07

Pemberhentian Ijeck Demi Amankan Bobby Nasution

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:42

Indonesia, Negeri Dalam Nalar Korupsi

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:05

GAMKI Dukung Toba Pulp Lestari Ditutup

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:00

Bergelantungan Demi Listrik Nyala

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:45

Komisi Percepatan Reformasi Polri Usul Polwan Dikasih Jabatan Strategis

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:19

Putin Tak Serang Negara Lain Asal Rusia Dihormati

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:05

Ditemani Kepala BIN, Presiden Prabowo Pastikan Percepatan Pemulihan Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:38

Pemecatan Ijeck Pesanan Jokowi

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:21

Kartel, Babat Saja

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya