Berita

Wamensos Agus Jabo. (Foto: Humas Kemensos)

Nusantara

Wamensos: Sekolah Rakyat Memutus Rantai Kemiskinan

JUMAT, 31 OKTOBER 2025 | 22:18 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Kementerian Sosial berupaya memutus rantai kemiskinan antargenerasi dengan menghadirkan Sekolah Rakyat. Program sekolah gratis berasrama ini dirancang agar anak-anak dari keluarga kurang mampu dapat memperoleh pendidikan layak, karakter kuat, dan keterampilan hidup untuk masa depan yang mandiri.

“Sekolah Rakyat adalah program strategis dan prioritas nasional yang bertujuan memutus rantai kemiskinan melalui jalur pendidikan. Prinsipnya sederhana, semua anak Indonesia harus bersekolah, baik kaya maupun miskin. Dan di sinilah negara hadir, menjemput bola untuk membantu anak-anak dari keluarga tidak mampu agar bisa sekolah,” ujar Wamensos Agus Jabo saat diwawancarai di Kantor Kementerian Sosial, Jumat, 31 Oktober 2025.

Ia menyebut program ini mengusung konsep sekolah berasrama dengan fasilitas lengkap mulai dari ruang belajar, asrama, dapur, ruang makan, laboratorium, perpustakaan, hingga pelatihan vokasi. Mereka juga dibimbing dan didampingi guru, wali asuh, wali asrama, dan tenaga kependidikan selama 24 jam. Kurikulumnya tak hanya mencakup kemampuan kognitif, tapi juga kecerdasan karakter, dan life skill.


“Presiden ingin anak-anak dari keluarga kurang mampu tetap punya tiga hal. Cerdas, berkarakter, baik karakter kebangsaan, keagamaan, maupun sosial, dan terampil. Jadi, kalau mereka belum ingin kuliah setelah lulus SMA, mereka bisa langsung bekerja membantu keluarga,” katanya.

Menurut Agus Jabo, keberhasilan program ini sangat bergantung pada peran guru dan wali asrama yang tidak hanya berfungsi sebagai pendidik, tetapi juga pembimbing dan pengganti orang tua di lingkungan sekolah. Ia berpesan agar para pendidik tidak hanya mengajar, tetapi juga merangkul dan mendampingi anak-anak dengan penuh kasih sayang.

Ia lantas menceritakan kisah haru seorang ibu di Temanggung, Jawa Tengah, yang bersyukur anaknya dapat kembali bersekolah berkat hadirnya Sekolah Rakyat. Dengan penghasilan hanya sekitar Rp900 ribu per bulan, sang ibu semula pasrah tidak mampu melanjutkan pendidikan anaknya setelah lulus SMP. 

Namun, ketika program Sekolah Rakyat dibuka, harapan itu kembali hidup. Ia bahkan menangis haru dan bersujud di kaki Menteri Sosial Saifullah Yusuf sebagai ungkapan terima kasih karena anaknya akhirnya bisa bersekolah lagi.

Menurut Agus Jabo, bagi banyak keluarga seperti itu, Sekolah Rakyat menjadi jembatan untuk mewujudkan cita-cita. Ia pun selalu berpesan kepada para siswa agar memanfaatkan kesempatan yang telah diberikan negara dengan semangat dan keberanian, serta tidak mudah menyerah dalam mengejar masa depan.

Meski didukung fasilitas lengkap dan SDM tenaga kependidikan mumpuni, program Sekolah Rakyat tetap menghadapi tantangan dalam mengubah karakter dan kebiasaan anak-anak yang sebelumnya hidup di lingkungan keras. Namun, perubahan positif mulai terlihat setelah beberapa bulan. 

“Anak-anak yang dulu pemalu sekarang percaya diri. Yang dulu kurus kini sehat. Ini berkat kerja keras para guru, wali asrama, dan seluruh tim,” jelasnya.

Dalam pelaksanaannya, Sekolah Rakyat melibatkan berbagai pihak dari lintas kementerian dan lembaga, pemerintah daerah, TNI, dan swasta. 

“Sekolah Rakyat ini adalah inisiatif nasional lintas sektor. Di dalamnya ada Kemensos, kementerian lain, termasuk unsur TNI. Tapi tugas TNI di sini hanya mendampingi dan mendukung, bukan mengajar, bukan masuk kurikulum. Tujuannya agar kegiatan belajar dan asrama berjalan kondusif,” tegas dia.

Lebih jauh, Agus Jabo menegaskan bahwa program Sekolah Rakyat merupakan bagian dari visi besar Presiden Prabowo Subianto untuk membangun Indonesia yang berdikari dan berdaulat dalam segala bidang.

Menurutnya, Presiden tengah berupaya keras agar Indonesia dapat berdikari dan maju, menjadi negara yang kuat, makmur, dan rakyatnya sejahtera. Namun, ia menegaskan bahwa cita-cita tersebut hanya bisa tercapai apabila seluruh elemen bangsa bersatu.

“Saya, sebagai Wakil Menteri dan pembantu Presiden, mengajak seluruh pejabat, baik di pusat maupun daerah, untuk memahami betul arah pikiran dan program Presiden Prabowo. Kita harus satu visi, tidak jalan sendiri-sendiri. Kabinet harus solid, menerjemahkan pikiran Presiden ke dalam tindakan nyata agar rakyat bisa segera merasakan hasilnya,” tutupnya.


Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya