Berita

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa. (Foto: RMOL)

Politik

Purbaya Dibenci Pejabat karena Guncang Zona Nyaman

KAMIS, 30 OKTOBER 2025 | 09:30 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudha Sadewa, kini menjadi sorotan bukan hanya karena kebijakan fiskalnya yang dinilai berani, tetapi juga karena gaya komunikasinya yang dianggap tak biasa bagi pejabat publik.

Sosok Purbaya dikenal lugas dan blak-blakan, jauh dari kesan formal dan penuh basa-basi. Gaya bicaranya yang tegas membuat sebagian publik menyebutnya “ala koboi”, sementara yang lain menilai kejujurannya sebagai cerminan sikap apa adanya.

Namun, gaya komunikasinya yang keras dan tanpa tedeng aling-aling itu rupanya juga memunculkan resistensi dari sejumlah pihak. Ekonom Kun Nurachadijat menilai, munculnya kelompok yang tidak menyukai bahkan membenci Purbaya bisa dilihat dari berbagai motif.


“Tentu ada banyak perspektif yang beragam. Ada yang tidak suka secara pribadi, ada yang tidak suka pada konsepsi yang dijalankan, dan ada juga yang merasa terganggu karena kestabilan comfort zone-nya terusik,” ujar Kun di kanal Youtube forum keadilan, seperti dikutip redaksi di Jakarta, Kamis, 30 Oktober 2025.

Ia menggambarkan kehadiran Purbaya di kabinet sebagai sosok yang “mengguncang sangkar burung”. Menurut Kun, ukuran keberhasilan seorang menteri dalam perspektif ekonomi bukan semata pada popularitas, melainkan bagaimana dana negara dapat terserap efektif melalui belanja pemerintah. 

“Indikator kesuksesan itu dilihat dari government expenditure. Dan saya lihat Purbaya ini selalu mengedepankan data,” katanya.

Kun juga menyinggung bahwa ketegangan antara Purbaya dan sejumlah tokoh politik, sebut saja Luhut Binsar Panjaitan, lalu ada Dedi Mulyadi, dan sekarang Hasan Nasbi, bisa jadi berkaitan dengan benturan kepentingan. 

Ia bahkan menyamakan situasi politik yang dihadapi Purbaya dengan pepatah Sunda yang pernah diucapkan Prabu Siliwangi: anak ayam ngagarolong tikolong, yang berarti anak ayam yang tak terduga justru tumbuh menjadi ayam jago yang mengusik.

“Purbaya ini seperti barang baru yang mengusik semua, akhirnya jadi public enemy,” kata Kun.

Meski begitu, ia mengingatkan semua pejabat agar tetap fokus bekerja sesuai mandat. Bekerjalah berdasarkan key performance indicator dari atasannya, yaitu Presiden Prabowo.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya