Berita

Mantan Presiden Joko Widodo di depan kereta cepat. (Foto: PT KAI)

Politik

Kritik Lama Terbukti, Kereta Cepat Warisan Jokowi Bikin Susah Negara

SENIN, 27 OKTOBER 2025 | 09:42 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Pakar kebijakan publik dan transportasi, Agus Pambagio, kembali menyoroti polemik utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung yang kini menjadi beban keuangan negara. Ia menyebut proyek tersebut sejak awal sudah bermasalah dan dipaksakan tanpa perencanaan matang.

“Saat itu ada dua orang yang menolak, satu namanya Menhub Ignasius Jonan, kedua saya. Kebetulan kami berdua sama-sama membereskan kereta api,” ungkap Agus di kanal Youtube Abraham Samad, seperti dikutip redaksi di Jakarta, Senin, 27 Oktober 2025.

Menurut Agus, sejak awal dirinya dan Jonan sudah menilai konsesi proyek kereta cepat terlalu mahal dan tidak masuk akal. Keduanya pun keras menolak dan tidak gentar meski harus dipecat. 


Agus menegaskan, Indonesia sebenarnya belum membutuhkan kereta cepat. Apalagi proyek tersebut justru bertentangan dengan semangat Nawacita yang menekankan pembangunan di luar Pulau Jawa.

“Tapi kenapa malah dibikinnya di Jakarta–Bandung? Mahal, uangnya dari mana?” tegasnya.

Ia memaparkan bahwa proyek itu sejatinya sudah masuk dalam kerja sama bilateral dengan Jepang, melalui paket pembangunan kereta cepat Jakarta–Surabaya.

“Jepang kan sudah bantu dari awal. Tahap pertama harusnya sampai Bandung, berhenti di Karawang karena di sana banyak investasi Jepang. Final itu G-to-G. Tapi kok tiba-tiba berubah, diserahkan ke Cina?” kata Agus heran.

Perubahan mitra proyek dari Jepang ke Tiongkok, kata Agus, langsung mengubah seluruh skema perhitungan dan desain awal. 

“Begitu lihat hitung-hitungannya, langsung beda. Di Jepang bunganya 0,1 persen. Tapi setelah ke Cina, malah jadi dua persen. Rutenya pun berubah,” jelasnya.

Sejak lama Ia juga menyoroti potensi kerugian akibat biaya tinggi dan minimnya minat penumpang. Agus menilai, persoalan proyek ini bukan hanya pada biaya konstruksi, tetapi juga pembebasan lahan, bangunan, dan operasional yang kompleks. 

Ia mengaku sempat diserang oleh sejumlah relawan Jokowi ketika pertama kali mengkritik proyek ini sembilan tahun lalu. 

“Yang ribut saat itu relawan, saya bilang nggak masalah di grup-grup itu saya diserang, ya nggak apa-apa. Memang saya nggak ada keinginan mau dapetin proyek tapi ini nggak bener nanti susah. Nah sekarang kejadian sudah saya ingatkan 9 tahun yang lalu,” pungkas Agus.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya