Berita

Kelapa sawit. (Foto: RMOLSumsel)

Bisnis

Peneliti CSDS:

Pemerintah Harus Benahi Sistem Pendanaan Kelapa Sawit

JUMAT, 24 OKTOBER 2025 | 03:19 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Peneliti Center for Strategic Development Studies (CSDS) Pudjiatmoko meminta pemerintah benahi sistem pendanaan kelapa sawit. 

Menurutnya, reformasi pengelolaan dana kelapa sawit sangat krusial untuk menyeimbangkan kepentingan fiskal negara, kesejahteraan petani, dan keberlanjutan lingkungan. 

“Subsidi biodiesel berbasis selisih harga CPO dan solar membuat anggaran negara rentan terhadap fluktuasi global. Pendekatan ilmiah harus diarahkan pada pengembangan teknologi efisiensi energi dan rekayasa proses biodiesel generasi lanjut (B40–B50) yang lebih hemat bahan baku CPO,” kata Pudjiatmoko dalam keterangan yang diterima redaksi di Jakarta, Kamis malam, 23 Oktober 2025. 


Lanjut dia, riset terapan perlu difokuskan pada katalis ramah lingkungan, optimasi enzimatik, dan sistem bioreaktor hemat energi. Dengan dukungan inovasi, biaya produksi biodiesel dapat ditekan tanpa mengandalkan subsidi tinggi.

Mantan Atase Pertanian KBRI Tokyo ini menyebut potensi ilmiah kelapa sawit jauh melampaui biodiesel. Minyak sawit dan turunannya dapat dikembangkan menjadi bioavtur, bioplastik, surfaktan alami, biohidrogen, dan oleokimia hijau melalui kolaborasi riset lintas sektor. 

“Dana sawit seharusnya dialokasikan sebagian untuk penelitian dan pengembangan (R&D) di perguruan tinggi, pusat riset nasional, dan inkubator industri,” imbuhnya.

“Pendekatan berbasis teknologi proses seperti green chemistry, waste-to-energy, dan biomaterial engineering akan mengubah paradigma dari komoditas mentah menjadi ekosistem industri hijau bernilai tinggi,” jelas Pudjiatmoko.

”Transformasi sawit berkelanjutan tidak mungkin tanpa partisipasi petani. Pemerintah perlu memperkuat transfer teknologi tepat guna bagi petani rakyat dan UKM, termasuk sistem replanting presisi berbasis data satelit, pemupukan cerdas, dan pengolahan limbah sawit menjadi bioenergi,” ungkapnya. 

Untuk memperkuat efektivitas dana, Anggota Komite Teknis Nanoteknologi BSN ini mengusulkan Pemerintah membentuk lembaga pengelola dana sawit yang independen dan profesional. Lembaga ini yang nantinya melaksanakan mekanisme audit ilmiah, pengawasan lintas sektor, serta partisipasi akademisi dan masyarakat sipil.

Selain itu, strategi fiskal hijau perlu diterapkan, misalnya melalui pengenaan carbon tax, green bond, dan carbon offset fund yang sebagian dibiayai dari dana sawit. 

“Pendapatan tambahan dapat dialokasikan untuk mendanai riset energi baru terbarukan, pangan berkelanjutan, dan konservasi ekosistem,” pungkasnya.


Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Usut Tuntas Bandara Ilegal di Morowali yang Beroperasi Sejak Era Jokowi

Senin, 24 November 2025 | 17:20

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Duka Banjir di Sumatera Bercampur Amarah

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:04

DKI Rumuskan UMP 2026 Berkeadilan

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:00

PIER Proyeksikan Ekonomi RI Lebih Kuat pada 2026

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:33

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

Kemenhut Cek Kayu Gelondongan Banjir Sumatera Pakai AIKO

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:00

Pemulihan UMKM Terdampak Bencana segera Diputuskan

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:35

Kaji Ulang Status 1.038 Pelaku Demo Ricuh Agustus

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:28

Update Korban Banjir Sumatera: 836 Orang Meninggal, 509 Orang Hilang

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:03

KPK Pansos dalam Prahara PBNU

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:17

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Selengkapnya