Kilang Pertamina. (Foto: Dok. Pertamina)
PT Pertamina (Persero) turut berkontribusi menyukseskan visi asta cita dalam satu tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dengan memperkokoh ketahanan energi nasional.
BUMN energi ini mampu menjaga ketersediaan energi dalam negeri di tengah dinamika geopolitik yang mengancam pasokan energi global.
“Saat ini, Pertamina mengelola 24 persen wilayah kerja operator migas di Indonesia. Kami terus menjalankan amanah pemerintah sebagai pemain kunci dalam upaya menjaga ketahanan energi di tengah meningkatnya kebutuhan energi nasional,” kata Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, Minggu, 19 Oktober 2025.
Menurut Simon, kontribusi Pertamina dalam menjamin pasokan energi tercermin pada kinerja operasional yang terus menunjukkan tren positif, terutama di sektor hulu Migas sebagai tulang punggung ketahanan energi nasional.
Pembuktian kontribusi atas ketahanan energi ditandai dengan produksi migas Pertamina yang terus meningkat mencapai 1,04 juta barel setara minyak per hari (MMBOEPD), terdiri dari produksi minyak 557 ribu barel per hari (MBOPD) dan produksi gas 2,8 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) per semester 1 tahun 2025.
Tidak hanya produksi, Pertamina juga mendorong anak usaha sektor hulu untuk agresif memperkuat cadangan untuk mendapat sumberdaya energi baru, baik melalui kegiatan Survei Seismik 3D maupun pengeboran sumur eksplorasi.
Hasilnya, Pertamina mendapat tambahan sumberdaya 2C (
contingent resources) dengan realisasi 2C Validation sebesar 804 juta barel setara minyak (MMBOE) dan menambah cadangan migas terbukti (P1) sebesar 63 juta barel setara minyak (MMBOE).
Produksi dan cadangan migas Indonesia akan semakin kuat dengan tuntasnya proyek strategis Pertamina antara lain pengembangan Stasiun Pengumpul Akasia Bagus (SP ABG) EP, Proyek Sisi Nubi, Proyek CEOR lapangan minas di Area A Stage-1 dan proyek Lapangan OO-OX.
“Capaian tersebut semakin menguatkan posisi Pertamina sebagai kontributor utama produksi migas nasional, untuk minyak 69 persen dan gas 37 persen, sehingga dapat lebih optimal memasok kebutuhan energi nasional,” tambahnya.
Secara simultan lanjutnya, Pertamina juga berupaya mewujudkan swasembada energi dengan mengembangkan energi baru terbarukan. Selama satu tahun pemerintahan Prabowo – Gibran, Pertamina berhasil melakukan inovasi teknologi untuk pengembangan produk bahan bakar rendah karbon.
Hal ini telah dibuktikan dengan keberhasilan kilang Pertamina dalam memproduksi Sustainable Aviation Fuel berbasis Minyak Jelantah (Used Cooking Oil/UCO) dan implementasi Biodiesel 40 persen (B40).