Berita

Susu Makan Bergizi Gratis (MBG). (Foto: Dokumentasi Biro Hukum dan Humas BGN)

Nusantara

Program MBG Lokomotif Kebangkitan Susu Segar Nasional

KAMIS, 16 OKTOBER 2025 | 03:27 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini bukan hanya soal memberi makan anak-anak sekolah. Di balik segelas susu yang disajikan setiap hari, program ini perlahan menggerakkan roda ekonomi nasional -- membuka harapan baru bagi ribuan peternak sapi perah lokal di seluruh Indonesia.

Langkah pemerintah ini tidak hanya memperkuat gizi anak bangsa, tetapi juga menjadi lokomotif kebangkitan industri susu segar nasional yang selama ini bergantung pada impor.

Tim Pakar Bidang Susu Badan Gizi Nasional (BGN) sekaligus Guru Besar Ilmu dan Teknologi Susu, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Epi Taufik mengatakan, permintaan susu akibat pelaksanaan MBG akan mendorong peningkatan signifikan pada produksi Susu Segar Dalam Negeri (SSDN).


“Sebelum ada MBG, kebutuhan susu nasional sekitar 4,7 juta ton per tahun. Dengan adanya MBG, permintaan naik menjadi lebih dari 8 juta ton per tahun. Ini artinya, ada ruang pertumbuhan besar bagi peternak lokal untuk mengisi pasar yang selama ini dikuasai impor,” ujar Prof. Epi melalui keterangan elektronik di Jakarta, Kamis 16 Oktober 2025.

Ia menjelaskan, sekitar 90 persen susu segar Indonesia saat ini dihasilkan oleh peternak lokal dan skala menengah, sementara sisanya dipasok industri besar. 

“Dengan MBG, pasar domestik menjadi lebih pasti. Peternak lokal memiliki insentif kuat untuk meningkatkan produksi, kualitas, dan kapasitas usaha mereka,” kata Prof. Epi.

Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati menambahkan, pemerintah telah menyusun peta jalan peningkatan produksi susu segar nasional 2025-2029, termasuk rencana impor satu juta ekor sapi perah dari negara-negara produsen seperti Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat untuk memperkuat populasi sapi perah nasional.

“Program MBG menciptakan efek domino positif. Dari peternakan, pakan, hingga industri pengolahan susu, semuanya ikut bergerak. Ini kebijakan gizi yang berdampak ekonomi luas,” kata Hida.

Hida menambahkan, sejak awal Presiden menekankan bahwa bahan baku MBG harus menyerap hasil peternak lokal. Oleh karena itu, meskipun kandungan awal susu segar dalam MBG ditetapkan minimal 20 persen, angkanya akan terus dinaikkan seiring meningkatnya produksi SSDN.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Pesan Ketum Muhammadiyah: Fokus Tangani Bencana, Jangan Politis!

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:13

Amanat Presiden Prabowo di Upacara Hari Bela Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:12

Waspada Banjir Susulan, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:05

Audit Lingkungan Mendesak Usai Bencana di Tiga Provinsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:04

IHSG Menguat, Rupiah Dibuka ke Rp16.714 Pagi Ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:59

TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48

KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam OTT Kepala Kejari HSU

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:28

Bursa Asia Menguat saat Perhatian Investor Tertuju pada BOJ

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:19

OTT Kalsel: Kajari HSU dan Kasi Intel Digiring ke Gedung KPK

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:05

Mentan Amran: Stok Pangan Melimpah, Tak Ada Alasan Harga Melangit!

Jumat, 19 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya