Berita

Perusahaan layanan internet Starlink. (Foto: Starlink)

Bisnis

Starlink Berpotensi Ulangi Janji Palsu

JUMAT, 10 OKTOBER 2025 | 21:09 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Sepak terjang starlink yang sudah cukup lama di Indonesia dinilai belum berdampak positif terhadap ekonomi dan pemerataan akses internet dalam negeri.

Perusahaan layanan internet garapan Elon Musk ini bahkan belum mampu hadir di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) sebagaimana komitmen awalnya. Alih-alih ada di wilayah 3T, Starlink justru banyak berada di perkotaan dan kini dikabarkan meminta frekuensi baru.

Keberadaan Starlink yang belum berdampak signifikan ini pun disorot publik. Salah satunya disampaikan Peneliti Keamanan dan Dosen Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI), M Syauqillah.


”Ini bukan perihal asing, namun bagaimana pemerintah harus dapat mengatur siapapun termasuk pemain asing. Pemerintah harus memastikan masyarakat mendapatkan proteksi data atas layanan internet di Indonesia," kata Syauqillah dalam keterangan yang diterima redaksi, Jumat, 10 Oktober 2025.

Syauqillah lantas menyinggung rencana Starlink yang ingin menjual handphone langsung terhubung ke satelit. Menurutnya, Handphone satelit Starlink tidak bisa dipandang sekadar gadget, namun menyangkut kedaulatan dan kendali data masyarakat Indonesia.

"Meskipun ada rencana jual layanan ke HP, tanpa gateway lokal, NOC yang dikendalikan di Indonesia dan kontrol reguler, layanan direct-to-cell bisa beroperasi di luar pengawasan negara, yang menimbulkan risiko kedaulatan data," kritiknya.
 
Dalam kajian yang pernah dimuat, SKSG UI menyoroti ancaman serius terhadap kedaulatan digital Indonesia, terutama karena Starlink menyediakan layanan langsung ke pengguna tanpa melalui gateway dan infrastruktur nasional.

Kajian tersebut mencatat potensi hilangnya kontrol atas spektrum nasional, risiko kebocoran data, dan penyebaran separatisme digital melalui wilayah sensitif seperti Papua, karena data tidak diaudit sesuai hukum Indonesia.
 
Direktur Komdigi, Aju Widya Sari sebelumnya juga menyampaikan ketidaksetujuannya dengan layanan Starlink. Starlink, kata dia, tidak bisa menyediakan layanan direct-to-cell di Indonesia. 
 
”Dalam implementasi saat ini, PT Starlink Services Indonesia dengan jenis izin penyelenggaraan telekomunikasi yang dimiliki (ISP dan Jartup VSAT) tidak dapat menyediakan layanan D2C (direct-to-cell) secara langsung kepada pelanggan," kata Aju.  

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

UPDATE

Eddy Soeparno Bicara Komitmen Prabowo Percepat Dekarbonisasi

Senin, 15 Desember 2025 | 16:13

Praperadilan Kakak Kandung Hary Tanoesoedibjo Dua Kali Ditolak Hakim

Senin, 15 Desember 2025 | 15:55

Miliarder Siapkan Hadiah Besar Atas Aksi Heroik Warga Muslim di Bondi Beach

Senin, 15 Desember 2025 | 15:48

DPR Tegaskan Perpol 10/2025 Tidak Bertentangan dengan Konstitusi

Senin, 15 Desember 2025 | 15:41

Ketaatan pada Rais Aam Fondasi Kesinambungan Khittah NU

Senin, 15 Desember 2025 | 15:39

Gubernur Sulut Dukung Penguatan Kapasitas SDM Bawaslu

Senin, 15 Desember 2025 | 15:29

Keselamatan Masyarakat Harus Jadi Prioritas Utama Selama Nataru

Senin, 15 Desember 2025 | 15:19

Pramono Terima Hasil Kongres Istimewa MKB Demi Majukan Betawi

Senin, 15 Desember 2025 | 15:12

KPK Geledah Rumah Dinas Plt Gubernur Riau SF Hariyanto

Senin, 15 Desember 2025 | 14:54

Command Center Diresmikan Percepat Digitalisasi dan Pengawasan Kopdes Merah Putih

Senin, 15 Desember 2025 | 14:43

Selengkapnya