Berita

Ilustrasi (Foto: RMOL/Reni Erina)

Bisnis

Bursa Eropa Bergejolak Usai PM Sebastien Lecornu Mundur

SELASA, 07 OKTOBER 2025 | 07:30 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Bursa saham Eropa bergejolak, dipicu situasi politik yang tidak menentu yang mengguncang Prancis. Perdana Menteri Prancis Sebastien Lecornu yang baru dilantik, mendadak mundur. 

Indeks CAC 40 anjlok 1,36 persen atau 109,76 poin menjadi 7.971,78 pada penutupan perdagangan Senin 6 Oktober 2025 waktu setempat. Penurunan harian terdalam sejak Agustus, sekaligus mengakhiri reli enam hari beruntun. Tekanan jual terjadi setelah Lecornu secara tiba-tiba mengundurkan diri hanya beberapa jam setelah mengumumkan kabinet barunya. Imbasnya, imbal hasil obligasi Prancis tenor 10 tahun melejit ke level tertinggi sepekan, sementara Euro melemah terhadap Dolar AS.

Indeks pan-Eropa STOXX 600 melemah 0,04 persen atau 0,21 poin menjadi 570,24, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi dalam perdagangan intraday. Sebelumnya, indeks ini mencatat lonjakan lebih dari 2,8 persen sepanjang pekan lalu. 


Bursa regional juga terseret ke zona merah. Indeks DAX Jerman turun 0,51 poin menjadi 24.378,29 dan FTSE 100 Inggris berkurang 0,13 persen atau 12,11 poin ke posisi 9.479,14.

Investor tetap berhati-hati terhadap kondisi fiskal Prancis yang mencatat defisit anggaran terbesar di zona Euro, hampir dua kali lipat batas maksimum 3 persen yang ditetapkan Uni Eropa.

Saham brand luxury Prancis tertekan, dengan LVMH , EssilorLuxottica, dan Herms masing-masing merosot lebih dari 2,3 persen. Saham perbankan juga terpuruk, di mana Socit Gnrale dan BNP Paribas masing-masing anjlok 3,2 persen dan 4,2 persen.

Namun, di tengah keterpurukan tersebut, saham semikonduktor memimpin penguatan di kawasan, dengan BESI meroket 12,4 persen dan ASML melejit 2 persen setelah AMD mengumumkan kerja sama pasokan chip dengan OpenAI.

Lembaga keuangan JP Morgan meningkatkan rekomendasi investasinya untuk saham zona Euro dari "netral" menjadi "overweight", dengan alasan valuasi yang kini lebih menarik setelah periode pelemahan berkepanjangan dan dukungan kebijakan moneter yang lebih akomodatif.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya