Berita

*Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Publika

Asal Bukan Mardiono Menggema

OLEH: TONY ROSYID*
MINGGU, 14 SEPTEMBER 2025 | 03:42 WIB

MUKTAMAR PPP tinggal menghitung hari. Dijadwalkan tanggal 27 September 2027. Rencana digelar di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara.

PPP sedang belanja calon ketua umum. Semula nama Dudung Abdurachman muncul. Tak lama kemudian, nama mantan KSAD ini menghilang.

Setelah Dudung menghilang, muncul nama Amran Sulaiman, Menteri Pertanian. Juga hanya sebentar. Nama Amran kemudian ikut menghilang.


Nama Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga sempat jadi perbincangan. Info yang beredar, Anies tidak bersedia setelah beberapa kali ditawari untuk maju di Muktamar PPP. Nampaknya, Anies masih konsisten dengan pilihannya untuk berada di luar partai.

Belakangan, muncul nama Muhammad Idror alias Gus Idror, putra KH Maimun Zubair. Namun, nama Gus Idror juga mulai sayup-sayup tak terdengar lagi.

Pertanyaannya: kenapa muncul nama-nama calon ketum yang didominasi oleh para tokoh luar kader PPP? Setelah dilacak, ternyata alasanya hanya satu: para kader PPP tidak menginginkan Plt Ketum PPP Muhamad Mardiono maju dan memimpin kembali PPP. 

Mardiono dianggap telah gagal memimpin partai yang lahir di
era Soeharto ini. Sejak berdiri 5 Januari tahun 1973, PPP tidak pernah gagal dalam pemilu. Partai hasil fusi dari empat partai Islam yaitu NU, Perti, PSII dan Parmusi ini selalu berhasil mendudukkan para kadernya di DPR. 

PPP selalu punya wakilnya di Senayan. Tapi, sejak partai berlambang Ka'bah ini dipimpin Mardiono, PPP gagal masuk ke Senayan. PPP terlempar dan terdampar. 

Tak ada lagi wakil PPP di Senayan. Dan ini baru yang pertama kali terjadi pada sejarah panjang PPP. Sebuah tragedi yang sangat serius. Boleh dibilang ini adalah kecelakaan sejarah. Dipimpin Mardiono, PPP gagal.

Para kader yang telah berjuang keras dengan semua pengalaman dan kekuatan logistiknya untuk mendapatkan kursi di DPR, gagal. Meski di antara mereka adalah incumbent dan telah berhasil mengumpulkan suara yang jumlahnya cukup untuk menjadi anggota DPR.

Karena PPP gagal mencapai perolehan suara minimal Parliamentary Threshold 4 persen, maka hasil perjuangan dan suara para kader itu terbuang sia-sia. Suara PPP lari ke lima kursi PDIP, dua kursi Nasdem, dan sisanya dibagi satu-satu partai lainnya. Ironis!

Itulah faktanya. Maka, jika PPP tetap dipimpin Mardiono, tak ada lagi trust dari para kader, terutama caleg-caleg yang akhirnya gagal masuk Senayan itu. Besar kemungkinan, mereka akan pindah dan jadi caleg dari partai lain. Trauma!

Respons publik pun akan negatif jika Mardiono tetap bertahan memimpin PPP. Inilah mengapa para kader PPP ramai-ramai menolak Mardiono. Alasanya? Karena tak ingin PPP gagal lagi.

Sekarang, PPP tak ubahnya seperti PSI, PBB, Partai Ummat, Partai Gelora, Partai Perindo, Partai Hanura, dan partai-partai yang gagal dan tidak lolos ke Senayan. 

Kegagalan PPP ke Senayan ini dinilai fatal. Sebab, belum ada sejarah partai yang terlempar dari Senayan itu bisa kembali. Lihat nasib PBB dan Hanura. 

PPP butuh wajah baru dan energi baru. Dari sinilah muncul banyak nama yang beredar sebagai calon ketum PPP seperti Dudung Abdurachman, Amran Sulaiman, Anies Baswedan, dan lain-lain.

Jika PPP dipimpin oleh wajah lama, ada keyakinan massal dari kader PPP, atau bahkan dari publik secara umum, bahwa PPP tidak akan bisa lolos lagi ke Senayan. PPP gak akan mampu recovery. Setidaknya, inilah keyakinan yang menyebar hari ini. Ini cara berpikir yang sangat sangat logis!

Justru, jika Mardiono hari ini menyatakan "mundur" dari plt ketum PPP, ini bisa jadi angin segar bagi publik untuk melirik kembali PPP. 

Sebaliknya, "tidak mundurnya Mardiono" atas kegagalan PPP akan menambah keyakinan publik bahwa "PPP itu memang nothing". PPP dianggap "gak ada lagi". "PPP itu hanya masa lalu". Seperti Masyumi, Parmusi, PSII, dan PERTI. Seiring berjalannya waktu PPP akan terlupakan dan terkubur oleh sejarah 

Infonya: Mardiono akan ngotot maju lagi. Seiring info ini, penolakan para kader di daerah kepada Mardiono semakin masif. 

Jelang Muktamar, isu yang muncul adalah: Asal Bukan Mardiono. Nama Mardiono dianggap identik dengan kegagalan PPP. Mardiono dianggap ikon kegagalan PPP. Mardiona dianggap penyebab utama PPP terusir dari Senayan. Tidak ada ketum PPP yang gagal kecuali Mardiono. Inilah alasan kenapa muncul istilah ABM atau Asal Bukan Mardiono.

Dengan isu "ABM" dan penolakan yang masif ini, apakah Mardiono akan tetap maju ke Muktamar?




Plt Ketum PPP Muhamad Mardiono. (Dokumentasi RMOL)

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya