Berita

Gambar Perdana Menteri Ahmed Ghalib Al-Rahwi (Foto: Hamoud/Getty Images)

Dunia

Houthi Janji Balas Israel Setelah PM Ahmed Ghalib Al-Rahwi Terbunuh

SELASA, 02 SEPTEMBER 2025 | 12:17 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Kelompok Houthi di Yaman berjanji akan meningkatkan serangan terhadap Israel dan sekutunya setelah serangan udara di ibu kota Sanaa menewaskan Perdana Menteri Ahmed Ghalib Al-Rahwi beserta sembilan petinggi lainnya 

Mohammed Muftah, yang ditunjuk sebagai penjabat PM Houthi menggantikan Al-Rahwi, menegaskan bahwa kelompoknya tidak akan mundur dari perlawanan.

“Kami tidak akan mundur. Seluruh sistem Zionis bertanggung jawab atas serangan mematikan ini, termasuk Amerika Serikat dan negara-negara Arab sekutu Barat yang telah menormalisasi hubungan dengan Israel,” kata Muftah dalam pesan video menjelang pemakaman para pejabat yang tewas, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa, 2 September 2025. 


Muftah, seorang ulama garis keras yang dekat dengan pemimpin tertinggi Abdul-Malik Al-Houthi, menyampaikan pidatonya di dalam masjid terbesar Sanaa. 

Ribuan pendukung berkumpul di sekitar peti jenazah yang diselimuti bendera, meneriakkan slogan anti-Israel dan anti-AS.

“Mereka akan gagal, dan langkah balasan kami sangat kuat,” tegasnya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi bahwa ia telah memerintahkan serangan udara di Yaman.

"Saya telah memerintahkan angkatan udara untuk menyerang pertemuan tokoh senior rezim teroris di Sanaa. Itu adalah serangan mematikan yang melenyapkan sebagian besar pemerintahan Houthi dan pejabat militer senior mereka,” ujar Netanyahu.

Ia menambahkan, operasi ini hanyalah permulaan. PM Israel itu berjanji membunuh seluruh pimpinan Houthi.

"Ini baru awal menghantam tokoh-tokoh senior di Sanaa. Kami akan mencapai mereka semua," kata Netanyahu.

Houthi, yang menguasai Sanaa sejak 2014, tetap bertahan menghadapi perang sipil panjang melawan pasukan pemerintah yang didukung Saudi. 

Sejak pecahnya konflik Israel-Hamas pada 2023, mereka aktif menyerang kapal di Laut Merah serta meluncurkan drone dan rudal ke wilayah Israel sebagai bentuk dukungan bagi Gaza.

Ketegangan kini meluas ke jalur pelayaran internasional. Perusahaan keamanan maritim Ambrey melaporkan sebuah kapal tanker berbendera Liberia melaporkan ledakan di dekatnya di Laut Merah, yang diyakini merupakan target Houthi karena dimiliki Israel.

Sementara itu, Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Hans Grunberg, mengungkapkan bahwa Houthi menahan 11 pegawai PBB di Sanaa dan Hodeida setelah serangan Israel. 

“Setidaknya puluhan staf PBB lain masih ditahan sejak 2021 hingga 2023,” kata Grunberg dalam pernyataan resmi.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya