Berita

Ilustrasi (Foto: RMOL/Reni Erina)

Bisnis

Harga Minyak Sumringah

SELASA, 02 SEPTEMBER 2025 | 08:48 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Harga minyak mentah dunia ditutup lebih tinggi pada Senin, 1 September 2025. Kenaikan ini dipicu kekhawatiran meningkatnya serangan udara antara Rusia dan Ukraina serta pelemahan Dolar AS.

Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent naik 67 sen atau sekitar 1 persen menjadi 68,15 Dolar AS per barel. Sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 67 sen atau 1,1 persen menjadi 64,68 Dolar AS per barel.

Perdagangan WTI lebih sepi karena libur Hari Buruh di Amerika Serikat. Hal ini membuat volume transaksi minyak global menurun.


Ketegangan Rusia-Ukraina yang semakin memanas terus mempengaruhi pasar.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berjanji akan membalas serangan drone Rusia terhadap fasilitas listrik di negaranya. Ukraina juga memerintahkan serangan balasan ke wilayah Rusia. Kondisi ini memicu kekhawatiran pasokan minyak dari Rusia, terlebih karena pengiriman mingguan minyak Rusia turun ke level terendah dalam empat minggu terakhir, yakni sekitar 2,72 juta barel per hari.

Di sisi lain, pelemahan Dolar AS membuat harga minyak menjadi lebih murah bagi pembeli dengan mata uang selain dolar. Investor juga menanti laporan pasar tenaga kerja AS minggu ini yang bisa mempengaruhi kebijakan suku bunga dan selera terhadap aset berisiko, termasuk komoditas energi.

Faktor lain yang mendukung kenaikan harga minyak adalah pertumbuhan aktivitas manufaktur China yang tercatat tertinggi dalam lima bulan terakhir. 

Selain itu, pasar juga menunggu hasil pertemuan OPEC+ pada 7 September 2025, yang akan memutuskan apakah produsen minyak akan menaikkan target produksi.

"Pertanyaan mendasar penting berikutnya adalah apakah produsen minyak OPEC+ akan terus menaikkan target produksi kelompok tersebut setelah September, dengan keputusan yang akan diumumkan dalam beberapa hari," ujar analis Tim Evans dalam buletin Evans on Energy.

Analis HSBC memprediksi bahwa persediaan minyak global kemungkinan akan meningkat pada kuartal keempat 2025 dan awal 2026, dengan potensi surplus sekitar 1,6 juta barel per hari.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya