Berita

Mantan Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) Polri Komjen (Purn) Firli Bahuri saat mengawal demonstrasi. (Foto: dokumen pribadi)

Hukum

Firli Bahuri: Cegah Police Brutality, Kedepankan Humanity Approach

JUMAT, 29 AGUSTUS 2025 | 14:16 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Aparat kepolisian di lapangan perlu mengedepankan pendekatan kemanusiaan atau humanity approach dan mencegah police brutality dalam penanganan aksi massa. Prinsip utama yang perlu dijunjung adalah menjaga keselamatan jiwa manusia.

Demikian disampaikan mantan Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) Polri Komjen (Purn) Firli Bahuri melalui pesan elektronik yang diterima RMOL di Jakarta, Jumat 29 Agustus 2025.

“Akhir-akhir ini terlalu banyak kejadian akibat police brutality (kebrutalan poolisi) dan police violance (kekerasan polisi). Hal tersebut menunjukkan bahwa Polisi tidak mencerminkan jiwa Tri Brata dan Catur Prasetya,” ujar Firli.


Saat masih menjabat, Firli memiliki banyak pengalaman berhadapan dengan masyarakat yang sedang menyalurkan aspirasi dalam bentuk demonstrasi.

Dia mencontohkan pengalamannya ketika dia bertugas sebagai Wakapolres Jakarta Pusat antara 2009 dan 2010. Unjuk rasa juga sering terjadi dan berlangsung keras. Bahkan polisi juga menjadi target dari unjuk rasa dalam kasus Cicak vs Buaya.  

Pada masa itu, dari pagi sampai sore Firli berada di tengah massa aksi unjuk rasa. Malam hari dia kembali ke markas dan mengerjakan pekerjaan kantor. Sedemikian sibuknya Firli pada hari-hari itu sampai-sampai dia hampir tidak pernah pulang.

“Semua saya komunikasikan dengan pimpinan kordinator lapangan (pimkorlap) aksi. Sebanyak 128 elemen yang aksi, semua pimkorlap bertemu dengan saya. Saya kawal dan saya berada di mobil komando aksi. Saya berbicara di tengah masa aksi,” cerita Filri.

“Saya tidak berhadapan dengan massa aksi. Tetapi saya berada di tengah-tengah mereka. Yang saya masih ingat, pimkorlap saat 2009 ada Usman Hamid, Indra J. Pilliang, Jumhur Hidayat, Ribka Ciptaning, Ali Ngabalin, Andi Gembul, dan lainnya,” sambungnya.

Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini juga menuturkan pengalamannya saat  aksi kerbau di Bundaran HI dan aksi pelepasan babi dan tikus di depan Istana Wakil Presiden. Lalu aksi Hari HAM 2009 di depan Istana Merdeka dan Hari Anti Korupsi Dunia (Harkodia) 2009 di  depan Istana Merdeka.

“Saya temui massa aksi dan saya naik di mobil komando aksi. Saya terima spanduk aksi mereka dengan 12 tuntutan. Saya ajak Velix Wanggai menemui massa aksi dan saya naik mobil komando aksi,” masih cerita Firli. 

Firli juga aktif dalam pengamanan aksi 411 dan 212 di tahun 2016 yang menuntut proses hukum untuk Basuki Tjahaja Purnama. Ketika itu Firli bertugas sebagai Kepala Biro Pengendalian Operasi Mabes Polri.

Mantan Kapolda Nusa Tenggara Barat (2017) dan Kapolda Sumatera Selatan (2019) itu mengatakan, massa aksi bukan musuh yang harus dihadapi dan dilumpuhkan dengan senjata, gas air mata. Massa aksi juga bukan untuk digebukin serta dijadikan sasaran popor senjata dan pentungan polisi.

Menurut hemat Firli, aparat kepolisian seharusnya memahami psikologi massa aksi. Para pimpinan polisi di lapangan harus tahu dan paham teori kekerasan, dimulai dari teori yang paling sederhana, yakni S-O-R atau stimulus, objek, dan respons. Lalu menjadi aggression  versus aggression, dan aggression because of frustration.

“Saya tahu dan pahami betul psikologi massa dan teori-teorinya. Maka selama saya jadi polisi, saya tidak pernah menggunakan kekerasan untuk menghadapi massa aksi,” demikian Firli.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Usut Tuntas Bandara Ilegal di Morowali yang Beroperasi Sejak Era Jokowi

Senin, 24 November 2025 | 17:20

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Duka Banjir di Sumatera Bercampur Amarah

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:04

DKI Rumuskan UMP 2026 Berkeadilan

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:00

PIER Proyeksikan Ekonomi RI Lebih Kuat pada 2026

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:33

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

Kemenhut Cek Kayu Gelondongan Banjir Sumatera Pakai AIKO

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:00

Pemulihan UMKM Terdampak Bencana segera Diputuskan

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:35

Kaji Ulang Status 1.038 Pelaku Demo Ricuh Agustus

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:28

Update Korban Banjir Sumatera: 836 Orang Meninggal, 509 Orang Hilang

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:03

KPK Pansos dalam Prahara PBNU

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:17

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Selengkapnya