Berita

Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: Reuters)

Dunia

Media Ukraina Hingga Politisi Kritik Pertemuan Putin-Trump: Memalukan

SABTU, 16 AGUSTUS 2025 | 21:55 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin menuai kritik pedas dari media dan tokoh publik Ukraina. 

Pertemuan yang diharapkan menghasilkan langkah konkret menuju perdamaian itu justru dinilai memalukan dan sia-sia.

The Kyiv Independent dalam editorialnya pada Sabtu 16 Agustus 2025 menyebut pertemuan tersebut "mengecewakan, memalukan, dan pada akhirnya tidak berguna". 


Media itu menyoroti kegagalan Trump menindaklanjuti ancaman sebelumnya soal "konsekuensi serius" bagi Rusia, sementara Putin justru mendapat legitimasi besar dari momen tersebut.

“Tidak lagi menjadi musuh internasional, Putin akhirnya diterima dan dihormati oleh pemimpin dunia bebas. Pendahulu Trump pernah menyebut Putin pembunuh, tapi Trump sekarang malah menyambutnya bak seorang raja,” tulis media itu, dikutip CNN.

Nada serupa juga disampaikan jurnalis Ukraina, Kristina Berdinskikh. Melalui unggahan di Facebook, ia menulis sindiran tajam bahwa Trump gagal total mencapai gencatan senjata.

“Putin mendapat seratus pujian, karpet merah, jet tempur di langit, dan pada akhirnya tidak ada apa-apa,” katanya.

Kritik juga datang dari kalangan politikus dan aktivis. Anggota parlemen Yaroslav Zheleznyak menyebut apa yang dilakukan Amerika hanyalah "kebesaran yang sia-sia". 

Sementara aktivis sipil dan mantan legislator Mustafa Nayyem menuding Trump keliru karena menjamu Putin. 

“Amerika secara sukarela bergabung dengan mereka yang percaya bisa berjabat tangan dengan algojo tanpa terkena darahnya,” tegasnya.

Alih-alih mencetak terobosan, sejumlah media melaporkan pertemuan selama tiga jam itu tak melahirkan kesepakatan konkret, baik soal gencatan senjata maupun langkah mengakhiri perang di Ukraina. 

Trump hanya menggambarkan pembicaraan dengan Putin sebagai “positif dan konstruktif”, sedangkan Putin mengklaim ada kesepahaman yang bisa membuka jalan perdamaian.

Namun, di balik nihilnya kesepakatan, Putin justru dianggap keluar sebagai pemenang besar. 

Selain mendapat panggung diplomatik, ia disambut karpet merah di Amerika Serikat dan bahkan diizinkan menaiki limosin kepresidenan AS The Beast, sebuah perlakuan istimewa yang jarang diberikan kepada pemimpin dari negara yang berhubungan tegang dengan Washington.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Usut Tuntas Bandara Ilegal di Morowali yang Beroperasi Sejak Era Jokowi

Senin, 24 November 2025 | 17:20

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Duka Banjir di Sumatera Bercampur Amarah

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:04

DKI Rumuskan UMP 2026 Berkeadilan

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:00

PIER Proyeksikan Ekonomi RI Lebih Kuat pada 2026

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:33

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

Kemenhut Cek Kayu Gelondongan Banjir Sumatera Pakai AIKO

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:00

Pemulihan UMKM Terdampak Bencana segera Diputuskan

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:35

Kaji Ulang Status 1.038 Pelaku Demo Ricuh Agustus

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:28

Update Korban Banjir Sumatera: 836 Orang Meninggal, 509 Orang Hilang

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:03

KPK Pansos dalam Prahara PBNU

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:17

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Selengkapnya