Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Peningkatan Produksi OPEC dan Data Ekonomi AS Bikin Harga Minyak Tergelincir

SABTU, 02 AGUSTUS 2025 | 09:24 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Harga minyak mentah dunia turun sekitar 2 Dolar AS per barel pada Jumat, 1 Agustus 2025, dipicu kekhawatiran pasar akan kemungkinan peningkatan produksi oleh OPEC dan sekutunya (OPEC+).

Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent ditutup di angka 69,67 Dolar AS per barel, turun 2,03 Dolar atau 2,83 persen. Sedangkan minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) ditutup di 67,33 Dolar AS per barel, turun 1,93 Dolar atau 2,79 persen.

Meskipun begitu, dalam seminggu terakhir, Brent naik hampir 6 persen dan WTI naik 6,29 persen.


Penurunan harga ini dipicu oleh kabar bahwa OPEC+ mungkin akan menyepakati peningkatan produksi minyak hingga 548.000 barel per hari mulai September. Namun, sumber lain menyebutkan pembicaraan masih berlangsung dan jumlah kenaikan bisa lebih kecil.

Selain itu, data ekonomi Amerika Serikat yang lebih lemah dari perkiraan juga mempengaruhi pasar. Departemen Tenaga Kerja AS mencatat penambahan hanya 73.000 lapangan kerja pada Juli - lebih rendah dari perkiraan - dan tingkat pengangguran naik menjadi 4,2 persen dari sebelumnya 4,1 persen.

Analis pasar menyebut keputusan bank sentral AS (The Fed) yang tidak menaikkan suku bunga pada Rabu lalu turut menambah kekhawatiran. Presiden AS Donald Trump bahkan mengkritik keputusan tersebut dan menyalahkan kebijakan tarif sebagai penyebab melemahnya ekonomi.

Trump baru saja menandatangani perintah eksekutif yang memberlakukan tarif antara 10 hingga 41 persen atas impor dari negara-negara yang gagal mencapai kesepakatan dagang sebelum batas waktu 1 Agustus, termasuk Kanada, India, dan Taiwan. Sebaliknya, Uni Eropa, Korea Selatan, Jepang, dan Inggris berhasil mencapai kesepakatan dan bebas dari tarif tersebut.

Menurut analis DBS Bank, Suvro Sarkar, sentimen positif dari sejumlah kesepakatan dagang inilah yang sempat mendorong naiknya harga minyak.

"Kami yakin penyelesaian kesepakatan perdagangan yang memuaskan pasar - kurang lebih, kecuali beberapa pengecualian - telah menjadi pendorong utama kenaikan harga minyak dalam beberapa hari terakhir," ujar Sarkar.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya