Berita

Presiden Prabowo Subianto/Ist

Politik

Bukan Sekadar Sindiran, Pakar Linguistik Bedah Serakahnomics Prabowo

MINGGU, 27 JULI 2025 | 09:53 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang melontarkan istilah “Serakahnomic” untuk mengkritik kelompok tertentu yang dinilai serakah dan terus-menerus mengeruk kekayaan negara ditanggapi pakar Linguistik Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia), Fariz Alnizar.

Dia mengatakan bahwa istilah yang digunakan Presiden Prabowo bukan sekadar sindiran melainkan hasil kreativitas berbahasa yang menggabungkan kata 'serakah' dan 'economics'.

Secara linguistik istilah serakahnomics termasuk dalam kategori neologisme karena merupakan kata baru yang lahir dari kebutuhan ekspresif untuk menjelaskan fenomena sosial-politik secara spesifik. 


"Yang secara eksplisit mengkritik praktik ekonomi yang didasarkan pada sikap serakah," kata Fariz dilansir dari NU Online, Minggu, 27 Juli 2025.

Istilah ini merupakan strategi retoris berupa kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban, karena jawabannya sudah jelas atau tersirat dalam pertanyaan itu sendiri.  

Dalam konteks politik, strategi ini bertujuan untuk menyoroti sisi negatif praktik tersebut secara ringkas dan tajam, sekaligus membingkai wacana ekonomi dengan konotasi moral yang kuat. 

“Serakahnomics tidak hanya berfungsi sebagai label, tetapi juga sebagai alat framing yang membentuk persepsi publik terhadap praktik ekonomi yang dianggap eksploitatif dan merugikan masyarakat luas," katanya.

Istilah ini juga mengandung unsur disfemisme, karena penggunaan kata serakah membawa muatan nilai negatif yang keras.  

"Oleh karena itu, istilah ini bukanlah eufemisme, yang biasanya berfungsi melembutkan makna, melainkan istilah yang mempertegas dan memperkuat sikap negatif," katanya. 

Dia menabahkan, efek linguistik dari istilah ini adalah membentuk sikap publik yang kritis dan waspada praktik ekonomi yang dianggap tidak adil. 

"Sekaligus meningkatkan daya tarik retoris dalam wacana politik dengan bahasa yang mudah diingat dan penuh muatan emosional," tandas Fariz.


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya