Berita

Presiden Brasil, Lula da Silva/Net

Dunia

Lula Gertak Trump: Brasil Tak Akan Tunduk pada Tarif AS

JUMAT, 18 JULI 2025 | 12:34 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva secara tegas membalas ancaman Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyatakan akan mengenakan tarif tinggi terhadap barang-barang dari Brasil.

Dalam pernyataannya, Lula menolak keras pendekatan sepihak dari Washington dan memperingatkan terhadap bangkitnya diplomasi bergaya imperialis.

Dalam wawancara dengan CNN pada Kamis, 17 Juli 2025, Lula mengaku terkejut dengan nada dan isi pernyataan Trump yang mengancam tarif impor sebesar 50 persen, serta ikut campur dalam proses hukum mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro.


“Bagi saya, ini mengejutkan, bukan hanya nilai tarif itu, tetapi juga bagaimana tarif itu diumumkan. Kita tidak boleh membiarkan Presiden Trump lupa bahwa ia dipilih untuk memerintah AS, bukan untuk menjadi kaisar dunia," ujar Lula.

Tarif 50 persen yang diusulkan Trump dinilai sebagai bagian dari kebijakan ekonomi nasionalis yang dapat berdampak besar bagi Brasil, negara dengan sektor ekspor pertanian dan industri yang besar. 

Namun Lula dengan tegas menyatakan bahwa Brasil tidak akan tunduk pada tekanan eksternal.

“Brasil harus mengurus Brasil dan mengurus rakyat Brasil, bukan mengurus kepentingan pihak lain. Kami menerima negosiasi, bukan pemaksaan" tegasnya. 

Ketegangan meningkat setelah Trump mengkritik persidangan Jair Bolsonaro, sekutu politik dekatnya, yang sedang diadili atas dugaan upaya pembatalan hasil pemilu 2022. Trump bahkan menyerukan agar dakwaan terhadap Bolsonaro dibatalkan, langkah yang langsung ditampik oleh Lula.

Para pejabat Brasil pun menilai komentar Trump sebagai bentuk intervensi terhadap proses hukum dan demokrasi internal negara tersebut.

Ketegangan antara kedua negara juga dipicu oleh meningkatnya peran Brasil dalam BRICS, aliansi negara-negara berkembang yang mencakup Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan. 

Trump menuding aliansi tersebut “anti-Barat” dan berusaha melemahkan sistem keuangan global.

Namun Lula membela keikutsertaan Brasil dalam BRICS sebagai bentuk kebijakan luar negeri yang mandiri dan sejalan dengan kepentingan nasional.

“Partisipasi kami di BRICS adalah hak kedaulatan kami. Kami akan mencari kemitraan yang membantu pembangunan Brasil," kata Lula.

Dengan pesan yang jelas dan tajam, Lula menegaskan bahwa Brasil akan menentukan arah kebijakannya sendiri, bebas dari tekanan kekuatan besar.

"Brasil bukan negara jajahan. Kami akan berjalan dengan kepala tegak, dan dengan cara kami sendiri,” tutup Lula.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya