Berita

Sekjen NATO, Mark Rutte/Net

Dunia

NATO: Brasil, India, Tiongkok Bisa Kena Sanksi Gara-gara Rusia

RABU, 16 JULI 2025 | 10:14 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, mengeluarkan peringatan keras kepada Brasil, India, dan Tiongkok terkait kerja sama ekonomi mereka dengan Rusia di tengah konflik yang masih berkecamuk di Ukraina. 

Rutte menyatakan bahwa negara-negara tersebut dapat menghadapi sanksi sekunder yang sangat keras jika tidak menghentikan hubungan dagang dengan Moskow.

Pernyataan tersebut disampaikan Rutte saat berbicara kepada para senator di Kongres Amerika Serikat pada Rabu, 16 Juli 2025, sehari setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan paket bantuan senjata baru untuk Ukraina serta mengancam tarif sekunder 100 persen terhadap negara-negara yang membeli ekspor Rusia.


"Dorongan saya kepada ketiga negara ini, khususnya, jika Anda sekarang tinggal di Beijing, atau di Delhi, atau Anda adalah presiden Brasil, Anda mungkin ingin mempertimbangkan hal ini, karena ini mungkin akan sangat merugikan Anda," kata Rutte, seperti dimuat Reuters.

Ia juga secara eksplisit meminta ketiga negara tersebut untuk ikut menekan Presiden Rusia Vladimir Putin agar kembali ke meja perundingan damai.

"Silakan hubungi Vladimir Putin dan beri tahu dia bahwa dia harus serius dalam perundingan damai, karena jika tidak, ini akan berdampak besar pada Brasil, India, dan Tiongkok," tegasnya.

Rutte juga menyampaikan bahwa aliansi transatlantik akan terus memperkuat dukungan militer bagi Ukraina guna memastikan posisi yang kuat dalam kemungkinan negosiasi ke depan. 

Menurutnya, berdasarkan kesepakatan baru dengan Presiden Trump, Amerika Serikat akan meningkatkan secara besar-besaran pengiriman senjata kepada Ukraina, dengan sebagian biaya akan ditanggung oleh Uni Eropa.

"Bukan hanya pertahanan udara, juga rudal, juga amunisi yang dibayar oleh Eropa," ujar Rutte.

Ketika ditanya apakah bantuan tersebut mencakup rudal jarak jauh, Rutte menyebut bahwa diskusi detail masih berlangsung.

"Ini bersifat defensif dan ofensif. Jadi ada berbagai macam senjata, tetapi kami belum membahasnya secara rinci kemarin dengan Presiden. Ini sedang digodok oleh Pentagon dan Panglima Tertinggi Sekutu di Eropa bersama Ukraina," jelasnya.

Di sisi lain, Senator AS dari Partai Republik, Thom Tillis, menyatakan kekhawatiran atas masa tenggat 50 hari yang diberikan Trump sebelum sanksi diberlakukan. Ia menilai waktu tersebut bisa dimanfaatkan Rusia untuk memperkuat posisi militernya di medan perang.

"Putin akan mencoba menggunakan 50 hari untuk memenangkan perang, atau agar berada di posisi yang lebih baik untuk menegosiasikan perjanjian damai setelah membunuh dan berpotensi mengumpulkan lebih banyak wilayah sebagai dasar negosiasi," kata Tillis.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya