Berita

Representative Image/Net

Dunia

Serangan Udara Israel Tewaskan 72 Warga Gaza, Termasuk Anak-anak dalam Tenda

MINGGU, 29 JUNI 2025 | 09:51 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Serangan udara Israel kembali mengguncang Jalur Gaza pada Sabtu malam waktu setempat, 28 Juni 2025, menewaskan sedikitnya 72 warga Palestina, termasuk anak-anak dan orang tua mereka yang sedang tidur di dalam tenda. 

Jumlah korban jiwa yang terus meningkat kembali menyorot krisis kemanusiaan yang mengerikan di wilayah tersebut, di tengah harapan tipis akan tercapainya gencatan senjata baru.

Salah satu serangan paling mematikan terjadi di kamp tenda Muwasi dekat Khan Younis, di mana tiga anak dan kedua orang tuanya tewas dalam tidur mereka. Keluarga mereka menyampaikan kesedihan mendalam saat melihat jenazah yang berlumuran darah.


"Apa yang dilakukan anak-anak ini kepada mereka? Apa salah mereka?" kata Suad Abu Teima, nenek korban, saat kerabat lainnya menangis dan mencium wajah para korban, serta menabur bunga merah ke dalam kantong jenazah.

Otoritas kesehatan Palestina mencatat bahwa selain korban di Muwasi, 12 orang juga tewas di dekat Stadion Palestina di Kota Gaza yang digunakan sebagai tempat pengungsian, dan delapan lainnya tewas dalam serangan terhadap apartemen. 

Rumah Sakit Shifa dan Rumah Sakit Nasser menerima lebih dari 20 jenazah lainnya dari berbagai titik serangan.

Serangan juga menyasar wilayah padat penduduk di Kota Gaza timur. Rumah Sakit Al-Ahli melaporkan menerima 11 korban tewas dari satu serangan di jalan raya dan delapan korban lainnya, termasuk lima anak-anak, dari sebuah pertemuan keluarga. 

Di Gaza tengah, dua orang tewas di pintu masuk kamp pengungsi Bureij akibat serangan Israel, menurut Rumah Sakit Al-Awda.

Di tengah gelombang kekerasan terbaru, Presiden AS Donald Trump menyatakan ada kemungkinan tercapainya gencatan senjata dalam waktu dekat.

“Kami sedang menangani Gaza dan berusaha menyelesaikannya,” ujar Trump saat ditanya wartawan.

Sumber dari Associated Press menyebut Menteri Urusan Strategis Israel, Ron Dermer, akan melakukan perjalanan ke Washington pekan depan untuk membahas gencatan senjata, konflik Iran, serta isu-isu lainnya. Namun, rincian pembicaraan masih tertutup bagi publik.

Pembicaraan tidak langsung antara Israel dan Hamas telah berlangsung berulang kali sejak gencatan senjata terakhir gagal pada Maret lalu. Sejak itu, lebih dari 6.000 orang dilaporkan tewas, menambah total korban jiwa perang menjadi lebih dari 56.000, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

Israel bersikeras hanya menargetkan militan Hamas dan menyalahkan kelompok tersebut karena beroperasi di wilayah sipil padat. 

Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan warga sipil, terutama perempuan dan anak-anak, menjadi kelompok paling terdampak.

“Apa lagi yang harus dilakukan di Gaza yang belum dilakukan? Siapa lagi yang harus disingkirkan?” tanya Yotam Cohen, saudara salah satu sandera Israel, Nimrod Cohen, dalam unjuk rasa di Tel Aviv.

Hamas menyatakan kesediaan untuk membebaskan semua sandera dengan syarat perang dihentikan. Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tetap menolak mengakhiri perang tanpa pelucutan total senjata Hamas.

Krisis kemanusiaan di Gaza semakin parah, terutama terkait akses pangan. Setelah lebih dari dua bulan pemblokiran bantuan makanan oleh Israel, lebih dari 500 warga Palestina dilaporkan tewas saat mencoba mendapatkan bantuan, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza.

Distribusi bantuan yang dilakukan oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza dan PBB kerap diganggu oleh geng bersenjata, serta tembakan dari militer Israel yang dilaporkan menyasar kerumunan warga.

Ribuan warga Gaza rela berjalan kaki berjam-jam untuk mengakses bantuan, melewati zona militer berbahaya. Namun harapan mereka sering kali berakhir dengan tragedi.

Perang yang tak kunjung usai dan penderitaan yang terus bertambah memperkuat seruan internasional agar segera dihentikan kekerasan dan dibuka jalan bagi perdamaian berkelanjutan di wilayah yang telah porak poranda ini.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

BNN-BNPP Awasi Ketat Jalur Tikus Narkoba di Perbatasan

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09

Perkuat Keharmonisan di Jakarta Lewat Pesona Bhinneka Tunggal Ika

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01

Ahmad Doli Kurnia Ditunjuk Jadi Plt Ketua Golkar Sumut

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47

Ibas: Anak Muda Jangan Gengsi Jadi Petani

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26

Apel Besar Nelayan Cetak Rekor MURI

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19

KPK Akui OTT di Kalsel, Enam Orang Dicokok

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12

Pemerintah Didorong Akhiri Politik Upah Murah

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00

OTT Jaksa oleh KPK, Kejagung: Masih Koordinasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53

Tak Puas Gelar Perkara Khusus, Polisi Tantang Roy Suryo Cs Tempuh Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Menkeu Purbaya Bantah Bantuan Bencana Luar Negeri Dikenakan Pajak

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Selengkapnya