Berita

Ilustrasi/RMOL

Publika

Dunia Chaos, Indonesia Chill

MINGGU, 29 JUNI 2025 | 02:45 WIB | OLEH: JIMMY H SIAHAAN

SOAL Perang Iran-Israel, Eropa gagal mainkan peran diplomatik alias cuma bisa serukan perdamaian. Iran menyerang dengan rudal sebagai tanggapan atas serangan langsung Amerika Serikat ke 3 fasilitas nuklirnya, pada Sabtu malam, 21 Juni 2025. 
 
Serangan AS ke Iran membuat Eropa tersingkir dari arena diplomasi. Kini, Eropa hanya bisa menyerukan jalur damai tanpa pengaruh nyata. Rudal antarbenua milik Iran, Khaybar yang dilaporkan sudah digunakan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) untuk menyerang Tel Aviv, Israel pada keesokan harinya. 
 
Serangan militer Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran pada akhir pekan lalu juga membuat upaya diplomasi Eropa tampak tak berarti. 
 

 
Kota Nuklir "Separuh Dunia"
 
Mengenal Isfahan, Kota Situs Nuklir Iran yang dirudal AS dan Israel dijuluki separuh dunia. Kota tersebut juga dikenal sebagai tujuan wisata karena keindahannya sehingga dijuluki separuh dunia.  
 
Dijuluki sebagai Florence of Orient Melansir iransafar, Isfahan atau Espadana kuno adalah ibu kota provinsi dengan nama yang sama. “Isfahan Nesf-e Jahan” adalah deskripsi Persia paling terkenal dari abad ke-16 untuk kota ini, yang berarti bahwa Isfahan adalah separuh dunia. 
 
“Florence of Orient” ini dipilih dan dirancang sebagai ibu kota negara di bawah Shah Abbas I pada tahun 1598, dan telah dibangun kembali dengan begitu banyak masjid baru, istana yang indah, jembatan, mahakarya arsitektur dunia, jalan dan taman selama dinasti Safavid. “Florence of Orient” dan “Isfahan Nesf-e Jahan” (Isfahan; separuh dunia) semuanya menggambarkan kemegahan kota yang bersinar di sepanjang sungai pemberi kehidupan di jantung Iran. 
 
Pernah jadi Ibu Kota Persia Pada tahun 1598, Isfahan dipilih sebagai ibu kota baru Iran atas perintah Shah Abbas yang Agung. Untuk memusatkan ibu kota, ia memindahkan pemerintahan Safavid ke Isfahan sebagai bagian dari rencananya yang lebih besar untuk mengangkat negara itu dari keterpurukan yang telah dialaminya. Salah satu karya besar Shah Abbas adalah "Pola Dunia" atau Alun-alun Naqsh-e Jahan (Sekarang disebut Alun-alun Imam) yang merupakan permata sejati di mahkota Isfahan. Kumpulan bangunan megah ini memadukan ekonomi, ibadah, dan kesenangan aristokrat dalam harmoni visual yang disengaja. 
 
Kota yang Indah di suatu tempat di sebelah barat Alun-alun Naqsh-e Jahan, sebuah jalan raya yang indah dengan deretan pepohonan, menawarkan waktu berjalan kaki yang menyenangkan di bawah naungan hijaunya yang sejuk. Chahar Bagh adalah jalan utama Isfahan dan melintasi sungai Zayandeh Rud melalui jembatan Si-o-se Pol. Sungai ini dilintasi oleh beberapa jembatan tertutup paling indah di dunia.
 
Perang 12 Hari Berakhir, Apa yang Diperoleh Trump, Netanyahu dan Khamenei? 
 
Donald Trump, Benjamin Netanyahu dan Khamenei mengklaim sebagai pemenang. Sejak Minggu, Israel dan Iran telah bergeser dari perang yang meningkat menjadi gencatan senjata yang rapuh. Gencatan senjata tampaknya berhasil, dan apa yang disebut Presiden AS Donald Trump sebagai "Perang 12 Hari" antara Israel dan Iran tampaknya telah berakhir, untuk saat ini. 
 
Trump, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan para pemimpin Iran semuanya mengklaim bahwa jeda dalam konflik terjadi atas dasar keinginan mereka? Jadi, apa kebenarannya? Apa yang dicapai Israel? Apakah Iran berhasil mempertahankan aset strategisnya? Dan apakah gencatan senjata merupakan jalan menuju perdamaian? Perang 12 Hari Berakhir, Apa yang Diperoleh Trump, Netanyahu dan Khamenei? 
 
Trump jadi Sutradaranya. Pada Sabtu malam, atas perintah Israel, AS memasuki perang Israel-Iran dengan menyerang fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan, yang menurut Trump "benar-benar menghancurkan" fasilitas tersebut. 
 
Pada hari Senin, Iran membalas dengan menembakkan rudal ke pangkalan udara AS terbesar di Timur Tengah, Al Udeid di Qatar. Timur Tengah tampak siap menghadapi perang yang lebih luas dan lebih lama. 
 
Namun dalam hitungan jam, Trump mengumumkan di Truth Social, platform media sosialnya, "Telah sepenuhnya disetujui oleh dan antara Israel dan Iran bahwa akan ada GENCATAN SENJATA yang Lengkap dan Total." Trump menyebutnya "Perang 12 Hari ... yang dapat berlangsung selama bertahun-tahun dan menghancurkan Timur Tengah". 
 
Empat jam setelah gencatan senjata seharusnya berlaku, Israel melancarkan serangan terhadap Iran sebagai balasan atas apa yang dikatakannya sebagai dua rudal balistik yang memasuki wilayah udaranya, diluncurkan dari Iran. Keduanya dicegat. 
 
Balasan Israel menghancurkan stasiun radar di dekat Teheran. Trump sangat marah. "Saya benar-benar tidak senang Israel keluar pagi ini," katanya kepada wartawan, dilansir Al Jazeera. "Kami memiliki dua negara yang telah bertempur begitu keras dan begitu lama, sehingga mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan." Iran mengatakan tidak menembakkan rudal tersebut. 
 
Pada pukul 11:30 GMT gencatan senjata kembali berlaku. Trump berbicara kepada Netanyahu. "ISRAEL tidak akan menyerang Iran. Semua pesawat akan berbalik dan pulang, sambil melakukan 'Gelombang Pesawat' yang bersahabat ke Iran. Tidak ada yang akan terluka, Gencatan Senjata berlaku!" tulis Trump di Truth Social. 
 
Netanyahu ingin mencegah serangan nuklir Iran ke Israel yang telah lama mengklaim bahwa Iran adalah ancaman eksistensial nomor satu, tetapi belum pernah menyerang fasilitas nuklir Teheran sebelumnya. Pada tanggal 13 Juni, Israel melewati garis merah itu, mengebom instalasi permukaan pabrik pengayaan bahan bakar Natanz dan kompleks teknologi nuklir Isfahan. Iran membalas dengan meluncurkan pesawat nirawak dan rudal.
 
Pakistan Calonkan Trump sebagai Peraih Nobel Perdamaian
 
Pemerintah Pakistan merekomendasikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebagai penerima penghargaan Nobel Perdamaian. Dilansir Reuters, pemerintah Pakistan menganggap Trump berjasa membantu menyelesaikan konflik Pakistan dan India baru-baru ini, sehingga diklaim pantas menerima penghargaan bergengsi itu.
 
Pemerintahan suatu negara dapat mencalonkan orang untuk Hadiah Nobel Perdamaian. Langkah Pakistan untuk mencalonkan Trump dilakukan pada minggu yang sama saat kepala militernya, Asim Munir, bertemu dengan Trump untuk makan siang di Gedung Putih.
 
Momen itu adalah pertama kalinya seorang pemimpin militer Pakistan diundang ke Gedung Putih saat pemerintahan sipil berkuasa di Islamabad. Sejumlah analis di Pakistan mengatakan langkah tersebut sebagai upaya membujuk Trump untuk berpikir ulang tentang kemungkinan bergabung dengan Israel menyerang fasilitas nuklir Iran.
 
Pakistan telah mengutuk tindakan Israel sebagai pelanggaran hukum internasional dan menganggap tindakan Israel sebagai ancaman terhadap stabilitas regional. Mushahid Hussain, mantan Ketua Komite Pertahanan Senat di Parlemen Pakistan, menyarankan pencalonan Trump untuk hadiah perdamaian itu dibenarkan.
 
"Trump baik untuk Pakistan," katanya. "Jika ini hanya akan memuaskan ego Trump, biarlah. Semua pemimpin Eropa telah menjilatnya habis-habisan."
 
Sebagaimana diketahui, pada Mei lalu, Trump mengumumkan gencatan senjata antara India dan Pakistan, setelah kedua negara bersenjata nuklir itu terlibat konflik selama empat hari.
 
Sejak saat itu, Trump berulang kali mengatakan ia berhasil mencegah perang nuklir, menyelamatkan jutaan nyawa, dan menggerutu bahwa ia tidak mendapatkan pujian atas hal itu.
 
Pemerintah Pakistan pun mengakui intervensi diplomatik AS mengakhiri pertempuran, tetapi India mengatakan gencatan senjata itu sebatas hasil perjanjian bilateral antara kedua militer.
 
Trump telah berulang kali mengatakan ia bersedia menjadi penengah antara India dan Pakistan atas wilayah Kashmir yang disengketakan, sumber utama permusuhan kedua negara. Islamabad, yang telah lama menyerukan perhatian internasional terhadap Kashmir, merasa gembira.
 
Namun, sikap Trump saat itu seolah menjungkirbalikkan kebijakan AS di Asia Selatan, yang sebelumnya lebih mengutamakan India sebagai penyeimbang China, hingga memperkeruh hubungan dekat antara Trump dan Perdana Menteri India Narendra Modi.
 
Dalam sebuah postingan media sosial, pada Jumat, Trump memberikan daftar panjang konflik yang menurutnya telah ia selesaikan, termasuk India dan Pakistan serta perjanjian Abraham dalam masa jabatan pertamanya antara Israel dan beberapa negara berpenduduk mayoritas Muslim.
 
Ia menambahkan: "Saya tidak akan mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian apapun atas apa yang telah saya lakukan."
 
Adanya perdamaian dalam " Perang Empat Hari dan Perang 12 Hari" dalam kurung waktu singkat membuat dunia sangat mengkhawatir akan adanya peristiwa PERANG DUNIA III.
 
Perang Ukraina dan Rusia belum berakhir. Negara NATO bersepakat untuk menaikan anggara perang sebesar 5 persen. Pertanda antisipasi perang terhadap Rusia. "Tiada hari tanpa perang" tetap melanda dunia. Dunia “Chaos”, Indonesia “Chill”? SEMOGA.

*Penulis adalah eksponen Gema 77/78

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya