Berita

Selat Hormuz/Ist

Politik

Lima Jurus Jitu untuk Indonesia Siasati Penutupan Selat Hormuz

SELASA, 24 JUNI 2025 | 03:22 WIB | LAPORAN: WIDODO BOGIARTO

Konflik di kawasan Teluk Persia kembali memanas. Parlemen Iran resmi menyetujui keputusan penutupan Selat Hormuz, jalur vital pengiriman minyak dunia, menyusul serangan udara Amerika Serikat terhadap sejumlah fasilitas nuklir strategis Iran. Keputusan ini menimbulkan kekhawatiran global, termasuk di Indonesia.

Pendiri Haidar Alwi Institute, R. Haidar Alwi, mengingatkan pemerintah agar sigap menghadapi dampak dari krisis tersebut. Menurut dia, ancaman penutupan Selat Hormuz bukan sekadar isu regional, melainkan pukulan bagi stabilitas energi dunia yang bisa menyeret Indonesia ke dalam tekanan ekonomi.

“Penutupan Selat Hormuz bukan sekadar langkah militer Iran. Ini peringatan keras agar semua negara segera membenahi ketahanan energinya,” kata Haidar dalam keterangannya, dikutip Selasa 24 Juni 2025.


Selat Hormuz merupakan jalur sempit yang menghubungkan Teluk Persia dengan Laut Arab. Menurut data The New York Post, sekitar 20 persen pasokan minyak global melewati wilayah ini. 

Jika jalur tersebut ditutup, dampaknya tak hanya terasa di Timur Tengah, tetapi juga di Indonesia yang masih bergantung pada impor bahan bakar minyak (BBM).

Tekanan Fiskal dan Ancaman Inflasi

Situasi makin pelik setelah harga minyak jenis Brent melonjak hingga mendekati 110 dolar AS per barel, seperti dilaporkan Business Insider Markets

Bagi Indonesia sebagai negara net importir energi, lonjakan harga ini dipastikan menambah beban subsidi energi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta mempersempit ruang fiskal.

Dampaknya tak berhenti di sana. Kenaikan harga BBM nonsubsidi, tarif transportasi publik, logistik, hingga harga bahan pangan diperkirakan turut terkerek. Haidar menilai situasi ini merupakan konsekuensi dari lambatnya transisi energi nasional menuju kemandirian.

“Tak ada negara yang kuat secara geopolitik jika masih menggantungkan jantung energinya pada pihak luar,” kata Haidar.

 Lima Solusi Strategis

Merespons ancaman tersebut, Haidar menyampaikan lima langkah strategis yang perlu segera dilakukan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Kelima langkah itu adalah:

- Membentuk cadangan minyak strategis nasional minimal setara kebutuhan 30 hari.

- Mempercepat hilirisasi energi lokal, seperti biodiesel B50, energi surya desa, dan bioetanol.

- Diversifikasi jalur dan mitra dagang energi dengan menjalin kerja sama dengan Rusia, Australia, dan negara-negara Afrika.

- Mendirikan pusat logistik BBM regional, khususnya di Indonesia timur.

- Menginisiasi forum energi ASEAN sebagai respons regional atas krisis geopolitik.

“Indonesia jangan hanya bersiap menghadapi badai, tapi harus berani menjadi nahkoda di tengah gelombang,” kata Haidar.
 
Haidar berharap Presiden Prabowo menjadikan krisis Selat Hormuz ini sebagai momentum membenahi ketahanan energi nasional. Menurutnya, langkah-langkah strategis di sektor pertahanan dan diplomasi harus sejalan dengan visi kemandirian energi agar Indonesia tidak mudah terombang-ambing oleh dinamika global.

“Ketergantungan adalah kelemahan yang tinggal menunggu waktu. Justru di saat dunia tertekan, Indonesia punya kesempatan besar untuk melompat,” kata Haidar.




Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya