Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Defisit APBN RI Terancam Lebar Buntut Penutupan Selat Hormuz

SENIN, 23 JUNI 2025 | 18:04 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Keputusan parlemen Iran untuk menyetujui penutupan Selat Hormuz dinilai sebagai ancaman serius bagi perekonomian global, termasuk Indonesia. 

Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin mengatakan bahwa selat strategis itu dilalui oleh 20 hingga 30 persen transportasi minyak dan gas global. 

"Jika selat terkendala, maka supply energi dunia akan terganggu yang berujung pada kenaikan harga energi, inflasi meningkat, dan pertumbuhan ekonomi menurun," ujar Wijayanto kepada RMOL, Senin, 23 Juni 2025.


Menurutnya, kondisi ini juga akan memberi tekanan berat bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia. 

“APBN kita juga akan tertekan, mengingat setiap kenaikan 1 Dolar AS harga minyak, defisit APBN akan meningkat Rp5 T hingga Rp6 T,” jelasnya.

Selain itu, di sektor perdagangan, dampak penutupan Selat Hormuz ini berpotensi menurunkan permintaan dan harga komoditas ekspor Indonesia, terutama yang non-energi. 

“Current account kita akan makin defisit, nilai tukar Rupiah akan semakin tertekan,” sambungnya.

Sebelumnya, Parlemen Iran menyetujui penutupan Selat Hormuz, jalur perairan strategis yang menjadi urat nadi perdagangan energi dunia, sebagai tanggapan langsung atas serangan udara Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Teheran

“Parlemen telah sampai pada kesimpulan bahwa mereka harus menutup Selat Hormuz, tetapi keputusan akhir berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi,” ujar anggota senior parlemen Iran, Esmaeil Kowsari, pada Minggu, 22 Juni 2025.

Langkah tersebut dilakukan beberapa jam setelah serangan AS yang menargetkan instalasi nuklir Fordo, Natanz, dan Arak, yang sebelumnya dinyatakan berada di bawah pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

“Ini adalah respons tegas terhadap agresi Amerika dan diamnya masyarakat internasional,” tegas Kowsari.

Selat Hormuz sendiri merupakan satu-satunya jalur laut yang menghubungkan Teluk Persia dengan Laut Arab dan lautan terbuka. Sekitar sepertiga dari minyak mentah yang diperdagangkan dunia melewati selat ini setiap harinya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya