Berita

Ilustrasi/RMOL

Bisnis

Terpengaruh Geopolitik dan The Fed, Harga Bitcoin Setia di Kisaran 103.600 Dolar AS

SABTU, 21 JUNI 2025 | 11:33 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Harga mata uang kripto Bitcoin (BTC) masih lesu dan berada di kisaran 103.600 Dolar AS pada Sabtu, 21 Juni 2025, menurut data dari CoinMarketCap.

Sempat naik tipis pada Jumat, Bitcoin berhasil menembus dua indikator teknikal penting: simple moving average 50 hari di level 104.634 Dolar AS dan exponential moving average 20 hari di 105.590 Dolar AS. Namun, harga tak mampu bertahan lama di atas level tersebut.

Kondisi pasar kripto ikut terguncang akibat ketegangan geopolitik, terutama setelah Israel melancarkan serangan ke Iran. Akibatnya, terjadi likuidasi besar-besaran senilai lebih dari 453 juta Dolar AS pada posisi long (yang bertaruh harga akan naik), dibandingkan dengan hanya 59,8 juta Dolar AS pada posisi short.


Analis dari CryptoQuant, Amr Taha, menyebut kondisi ini sebagai bentuk "pembersihan" terhadap investor pemula yang terlalu terburu-buru mengejar keuntungan cepat. Situasi ini juga bertepatan dengan keputusan Bank Sentral AS (The Fed) yang menahan suku bunga, yang memengaruhi pergerakan aset-aset berisiko seperti Bitcoin.

“Biasanya, sinyal makroekonomi seperti ini bisa mendorong kenaikan harga aset berisiko,” kata Taha dalam wawancaranya dengan QuickTake, dikutip dari Cointelegraph.

Ia menambahkan bahwa secara historis, Bitcoin cenderung kembali naik setelah nilai tukar stabil, apalagi jika disertai dengan mulai habisnya tekanan jual dan berkurangnya aktivitas spekulatif di pasar (open interest).

Cointelegraph memperkirakan bahwa harga Bitcoin akan segera keluar dari kisaran sempit antara 103.000 hingga 109.000 Dolar AS. Jika itu terjadi, Bitcoin akan memasuki fase "penemuan harga" - yaitu ketika harga mulai membentuk level baru.

Walaupun sejumlah analis optimis bahwa harga Bitcoin bisa menembus 120.000 dolar AS pada musim panas tahun ini, kemungkinan hal itu terjadi sebelum Juli masih sangat kecil, hanya sekitar 16 persen menurut data dari platform prediksi pasar, Polymarket.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya