Berita

Bank Sentral Swiss/Net

Dunia

Swiss Tekan Suku Bunga jadi Nol Persen Antisipasi Gejolak Ekonomi

JUMAT, 20 JUNI 2025 | 01:19 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Bank Nasional Swiss (SNB) kembali memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin dari 0,25 persen menjadi nol persen pada Kamis, 19 Juni 2025.

Pemangkasan ini menjadi yang keenam berturut-turut sejak Maret 2024, yang merupakan langkah agresif bank sentral dalam merespons pelemahan tekanan inflasi dan gejolak ekonomi global.

SNB kini berada di ambang era suku bunga negatif seperti yang pernah diterapkan pada periode 2014 hingga 2022.


Pemangkasan ini dilakukan di tengah menurunnya angka inflasi tahunan Swiss, yang pada Mei lalu bahkan jatuh ke wilayah negatif untuk pertama kalinya dalam empat tahun terakhir. Angka tersebut keluar dari target SNB yang berada di kisaran 0 hingga 2 persen.

"Tekanan inflasi menurun dibandingkan kuartal sebelumnya. Dengan pelonggaran kebijakan moneter hari ini, SNB mengatasi tekanan inflasi yang lebih rendah," bunyi pernyataan resmi SNB, dikutip Reuters.

Selain faktor inflasi, penguatan Franc Swiss yang dinilai terlalu tinggi juga turut menekan daya saing ekspor negara tersebut. 

Dalam hal ini, ketidakpastian kebijakan perdagangan Amerika Serikat juga menjadi salah satu faktor yang mendorong SNB untuk melonggarkan kebijakan moneternya.

Franc Swiss sempat menguat pasca keputusan SNB, namun kembali melemah dan diperdagangkan di level 0,8191 terhadap Dolar AS.

Ketua SNB Martin Schlegel mengatakan inflasi rendah dan tekanan harga yang lemah menjadi faktor yang mendorong keputusan pemotongan suku bunga.

"Kami tidak akan mengambil keputusan untuk menuju suku bunga negatif dengan ringan. Kami sangat menyadari bahwa suku bunga negatif merupakan tantangan bagi banyak pelaku ekonomi, termasuk penabung, dana pensiun, dan sebagainya," ujar Schlegel.

Dalam proyeksi terbarunya, SNB memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan melambat, sementara inflasi AS berpotensi meningkat. Di sisi lain, tekanan harga di kawasan Eropa diprediksi akan mereda.

Namun, bank sentral tetap menekankan bahwa prospek ekonomi global masih dibayangi ketidakpastian tinggi, termasuk risiko meningkatnya hambatan perdagangan.

Di tengah situasi itu, SNB menilai kebijakan fiskal dapat menjadi bantalan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya