Berita

Rudal balistik diluncurkan dari Iran ke Israel sebagai balasan atas serangan udara terhadap target-target Iran/Net

Politik

Pesan SBY:

Konflik Iran-Israel Guncang Ekonomi Dunia, Indonesia Harus Aktif Berdiplomasi

SELASA, 17 JUNI 2025 | 01:50 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengingatkan bahwa eskalasi konflik antara Iran dan Israel tidak hanya berpotensi memicu perang kawasan, tetapi juga dapat mengguncang perekonomian global, termasuk Indonesia dan negara-negara ASEAN.

“Ya, kalau soal dampak, soal pengaruh, pasti ada. Baik ke kawasan ASEAN maupun ke Indonesia,” ujar SBY dalam acara bertajuk “Spesial Interview SBY: Konflik Iran-Israel, Ancaman Global, dan Harapan Perdamaian” dikutip Senin malam, 16 Juni 2025. 

Menurutnya, kunci dari stabilitas kawasan dan dunia terletak pada apakah Timur Tengah mampu menjaga kedamaian atau justru terus dilanda konflik yang meluas.


“Namun hulunya itu apakah Timur Tengah dalam keadaan relatif damai? Atau sebaliknya Timur Tengah dalam keadaan perang yang membara? Perang yang makin luas,” jelas dia.

SBY menyoroti perkembangan terbaru di mana instalasi minyak Iran mulai diserang, yang menurutnya bisa menjadi pemicu krisis energi global.

“Tadi saya katakan instalasi minyak Iran sudah mulai diserang. Kalau nanti meluas konflik di Timur Tengah, kita belum tahu posisi Saudi Arabia, posisi Qatar, posisi Kuwait, posisi Arab Emirat, Jordan, Mesir, dan lain-lain,” ungkapnya. 

“Kalau ini menjadi makin kesana kemari, banyak yang berpihak berhadapan-hadapan, itu sangat mungkin logistik global, sumber energi. Pusatnya kan di Timur Tengah. Sempat ada apa-apa dari situ, akan ada krisis besar dalam urusan minyak, gas,” sambung sesepuh Partai Demokrat itu. 

SBY lantas mengingatkan bahwa dampak konflik tidak hanya bersifat geopolitik, tetapi juga langsung menghantam sektor ekonomi dunia.

“Dan itu akan mengguncangkan perekonomian seluruh bangsa di dunia,” tegas dia. 

Lebih lanjut, Menko Polkam era Presiden Megawati Soekarnoputri itu menekankan pentingnya posisi geografis Timur Tengah sebagai jalur utama perdagangan global yang menghubungkan Asia dan Eropa.

“Kalau dilihat geografi, Timur Tengah itu kan bagaimanapun berada di antara Eropa dan Asia. Itu jalur logistik yang juga sangat penting,” tuturnya. 

“Kalau tidak aman untuk ekspor dan impor, armada pengangkutan laut, harus melambung dengan jarak yang makin jauh. Itu cost biaya yang tinggi juga akan terpukul kita. Jadi kalau ini makin memburuk, bagaimanapun ekonomi akan terpukul keras dengan keadaan ini,” jelasnya lagi. 

Dalam situasi seperti ini, kata SBY, negara-negara ASEAN termasuk Indonesia tidak memiliki pilihan selain mengedepankan diplomasi dan kebijakan luar negeri yang aktif.

“Nah, ASEAN, Indonesia kan tidak bisa menjamin negara-negara di sana jangan berperang terus. Satu-satunya yang tersedia adalah politik luar negeri, diplomasi, ikhtiar, yang paling gigih di berbagai front dari ASEAN dan Indonesia sendiri, agar bagaimanapun pada saatnya tidak makin memburuk, pada saatnya bisa dinormalkan,” bebernya.

Meski normalitas penuh sulit dicapai, mantan Kasospol ABRI itu menilai bahwa kondisi yang relatif stabil masih bisa diperjuangkan jika semua pihak serius menangani akar konflik di kawasan tersebut.

“Tidak ada yang betul-betul normal, saya katakan relatif normal. Karena akar konflik permasalahan yang ada memang dalam sekali di Timur Tengah itu,” pungkasnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya