Berita

Presiden AS, Donald Trump/Net

Dunia

Trump Kerahkan Marinir ke LA hingga Ancam Tangkap Gubernur California

SELASA, 10 JUNI 2025 | 11:12 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan pengerahan sekitar 700 personel Marinir ke Los Angeles dalam upaya meredam eskalasi protes atas kebijakan imigrasi agresif pemerintahannya. 

Ini menjadi babak baru dari ketegangan antara Gedung Putih dan negara bagian California, menyusul gelombang demonstrasi yang memasuki hari keempat berturut-turut.

Pengiriman batalion Marinir dilakukan untuk membantu menjaga fasilitas dan personel federal hingga kedatangan tambahan 2.000 pasukan Garda Nasional. 


Seorang pejabat AS mengatakan, hingga kini pemerintahan Trump belum menerapkan Insurrection Act, undang-undang yang memungkinkan keterlibatan militer langsung dalam penegakan hukum sipil.

Keputusan ini segera memicu reaksi keras dari pemerintah negara bagian. Gubernur California Gavin Newsom mengecam langkah tersebut sebagai pelanggaran hukum dan kedaulatan negara bagian. 

“Tingkat eskalasi ini sama sekali tidak beralasan, tidak diminta, dan belum pernah terjadi sebelumnya,” tulis kantor pers Newsom di platform X, seperti dimuat Reuters pada Selasa, 10 Juni 2025. 

Pemerintah California pun menggugat secara hukum untuk memblokir pengerahan pasukan, yang dianggap tidak sah secara federal. 

Gubernur Newsom menyebut bahwa dirinya diberi tahu akan adanya tambahan 2.000 pasukan Garda Nasional setelah sebelumnya Trump mengerahkan jumlah yang sama pada akhir pekan lalu.

Di sisi lain, Presiden Trump mengindikasikan bahwa dirinya mendukung usulan mantan Kepala Imigrasi dan Bea Cukai, Tom Homan, untuk menangkap Gubernur Newsom atas dugaan menghalangi upaya penegakan hukum imigrasi. 

"Saya akan melakukannya jika saya Tom. Saya pikir itu hebat," ujar Trump kepada wartawan, menambah panas tensi antara Washington dan Sacramento.

Sementara itu, demonstrasi di Los Angeles terus berlangsung di luar pusat penahanan federal. Para pengunjuk rasa, sebagian besar keturunan imigran, meneriakkan slogan seperti “bebaskan mereka semua” sambil menuntut dihentikannya razia imigrasi.

“Apa yang terjadi memengaruhi setiap orang Amerika, setiap orang yang ingin hidup bebas, terlepas dari berapa lama keluarga mereka telah tinggal di sini,” kata Marzita Cerrato, seorang imigran generasi pertama yang ikut berunjuk rasa.

Beberapa insiden kekerasan dilaporkan selama protes, termasuk pembakaran kendaraan otonom dan penyerangan terhadap petugas. 

Departemen Kepolisian Los Angeles mengonfirmasi lima petugas mengalami luka ringan, sementara beberapa pengunjuk rasa melemparkan beton dan botol ke arah aparat keamanan.

Kepala Polisi Los Angeles Jim McDonnell mengaku belum mendapat pemberitahuan resmi tentang kedatangan Marinir, dan menilai pengerahan pasukan militer akan membawa tantangan logistik dan operasional yang besar.

Trump membela keputusannya, dengan mengatakan bahwa pengerahan militer diperlukan untuk mencegah kekerasan yang semakin tak terkendali. 

“Saya merasa tidak punya pilihan,” ujarnya.

Pengerahan pasukan militer di dalam negeri untuk kepentingan keamanan sipil sangat jarang dilakukan. Terakhir kali militer digunakan secara langsung untuk meredam kekacauan sipil adalah saat kerusuhan Los Angeles tahun 1992, ketika Presiden George H.W. Bush menanggapi permintaan Gubernur California saat itu menyusul pembebasan petugas polisi dalam kasus pemukulan Rodney King.

Kini, sejarah seakan berulang, dengan suasana panas yang menyelimuti Los Angeles dan sembilan kota besar lainnya yang ikut melakukan aksi serupa, termasuk New York, San Francisco, dan Philadelphia.

Sementara itu, perdebatan sengit terus berlanjut mengenai sejauh mana kekuasaan eksekutif dapat digunakan untuk merespons krisis domestik tanpa mengorbankan prinsip demokrasi dan kedaulatan negara bagian.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya