Berita

Ilustrasi/RMOL

Nusantara

Hati-hati, Kelompok Teroris Mungkin Sedang Jalankan Strategi Wait and See

SENIN, 09 JUNI 2025 | 10:16 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Pemerintah dinilai telah berhasil menekan aksi terorisme dengan mencatatkan nol serangan dalam dua tahun terakhir. 

Namun demikian, Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Prof. Mirra Noor Milla, mengingatkan ancaman terorisme belum sepenuhnya hilang dan bisa muncul dalam bentuk yang lebih tersembunyi.

"Ancaman terorisme masih ada, dan kita perlu memperkuat sistem deteksi dini untuk memitigasi potensi serangan sebelum terjadi," kata Mirra lewat keterangan resminya, Minggu 8 Juni 2025.


Salah satu indikasi ancaman nyata di Indonesia adalah penangkapan remaja berinisial MAS oleh Densus 88 di Gowa, Sulawesi Selatan, pada 24 Mei 2025. 

MAS diduga sebagai anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang terafiliasi dengan ISIS, serta aktif menyebarkan propaganda ISIS di wilayah lain seperti Purworejo.

“Apa yang perlu kita lakukan adalah kita harus terus mengamati, terus mengobservasi, mengidentifikasi untuk mengenali potensi resiko itu, termasuk lingkungan yang mendukung terjadinya serangan terorisme,” ujarnya.

Mirra juga mengungkapkan, hasil survei laboratorium psikologi politik tahun 2021 menunjukkan potensi konflik tertinggi berada di wilayah yang pernah mengalami konflik sebelumnya. 

Ia pun mendorong pemerintah agar melakukan mitigasi agar potensi tersebut tidak berkembang menjadi kekerasan ekstrem.

“Perlu mengobservasi dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin terjadi di wilayah-wilayah bekas konflik itu,” kata Mirra.

Lebih lanjut, ia menilai bahwa kelompok teroris yang tampak tenang mungkin sedang menjalankan strategi wait and see. 

Oleh sebab itu, ia menekankan pentingnya membangun lingkungan sosial yang inklusif agar individu rentan tidak merasa terpinggirkan dan tidak mudah terpapar radikalisasi.

"Sekarang adalah waktu yang tepat untuk fokus pada strategi pencegahan dan membangun daya tahan komunitas," tuturnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya