Berita

Pancasila/Ist

Publika

Penerapan ISO sebagai Jalan Menuju Indonesia Emas

Oleh: Kemal Maulana*
SELASA, 03 JUNI 2025 | 14:04 WIB

SEJAK kelahirannya pada 1 Juni 1945, Pancasila telah menjadi fondasi moral dan ideologis bangsa Indonesia. Ia bukan sekadar dasar negara, melainkan juga arah bagi cita-cita kolektif: menciptakan masyarakat adil, makmur, dan beradab. 

Namun, dalam dunia yang makin kompleks, nilai luhur saja tidak cukup. Kita perlu sistem yang menjaga agar nilai itu tetap hidup dalam praktik. 

Di sinilah peran standar manajemen internasional seperti ISO (International Organization for Standardization) menjadi relevan -- bukan sebagai instrumen teknokratis belaka, tetapi sebagai jembatan antara nilai dan sistem.


Ketika Indonesia membidik tonggak sejarah satu abad kemerdekaan pada 2045, atau yang dikenal sebagai Indonesia Emas, pertanyaannya adalah: bagaimana kita memastikan bahwa kemajuan yang dicapai tetap sejalan dengan jati diri bangsa? Pancasila menjawab pertanyaan “untuk apa kita maju?” --sementara ISO membantu menjawab “bagaimana kita maju?”.

Salah satu kelemahan besar dari banyak sistem di negara berkembang adalah ketergantungan pada figur dan ketidakkonsistenan proses. 

Di sinilah ISO 9001, standar sistem manajemen mutu, menjadi penting. Ia memastikan bahwa organisasi tidak hanya bekerja keras, tetapi juga bekerja benar. Konsistensi, dokumentasi, evaluasi, dan perbaikan terus-menerus adalah bagian dari etos kerja modern yang bisa menopang nilai-nilai seperti keadilan dan tanggung jawab.

Lebih dari itu, ISO 26000, yang membahas tanggung jawab sosial organisasi, mendorong entitas usaha dan lembaga untuk tidak hanya mengejar laba, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan. 

Prinsip-prinsip ini sangat selaras dengan sila kedua dan kelima Pancasila: kemanusiaan yang adil dan beradab serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Jika sistem mutu ini diterapkan secara luas?"tidak hanya di sektor industri, tetapi juga di lembaga pendidikan, koperasi, pemerintahan daerah, hingga organisasi masyarakat. Karena kita sesungguhnya sedang menapaki jalan untuk mempraktikkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Dan hari ini kita tengah dihadapi tantangan sosial kronis, dari ketimpangan hingga maraknya kekuatan informal yang mengambil alih ruang publik, konsistensi sistem dan akuntabilitas menjadi kebutuhan mendesak. 

Ketika lembaga publik atau swasta tidak menjalankan fungsi sosialnya secara adil, ruang itu diisi oleh aktor nonformal yang tidak selalu membawa kepentingan rakyat. 

Dalam banyak kasus, kekosongan inilah yang membuka celah bagi dominasi berbasis tekanan, bukan partisipasi.

Maka penerapan ISO dalam semangat Pancasila bisa menjadi jawaban. Bahwasanya mutu bukan hanya tentang hasil, tapi juga tentang proses yang adil, terbuka, dan etis. Sistem yang transparan menutup ruang manipulasi, dan sistem yang adil menumbuhkan kepercayaan masyarakat.

Sementara itu, CSR atau Corporate Social Responsibility sebagai instrumen pemberdayaan dapat menjadi implementasi konkret. 

Namun dalam praktiknya, CSR masih kerap dianggap sebagai beban administratif atau ajang pencitraan bahkan dalam kerangka Bobot Manfaat Perusahaan (BMP), porsi CSR hanya sekitar tiga persen -- jauh dari cukup jika dibandingkan dengan tantangan sosial yang ada.

begitu juga mengenai penerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) menjadi sangat penting dijalankan melalui proses yang baik demi meningkatkan penggunaan produk dalam negeri dan mendukung pengembangan industri lokal dan strategi investasi sosial. 

Masyarakat yang diberdayakan secara ekonomi dan sosial akan lebih resilien, tidak mudah terprovokasi, dan mampu menjadi mitra aktif dalam pembangunan. Di titik inilah keadilan sosial menemukan makna yang nyata.

Sehingga kita memahami, menapaki jalan menuju Indonesia Emas bukan hanya soal membangun infrastruktur atau menaikkan indikator ekonomi. Ia adalah perjalanan menuju bangsa yang matang secara moral, tangguh secara sosial, dan kuat secara kelembagaan. 

Pancasila memberi arah -- bahwa kemajuan harus berpihak pada manusia dan keadilan. ISO memberi sistem -- bahwa arah itu harus dijalankan secara konsisten dan dapat diukur. Ketika keduanya bersatu, kita tidak hanya membangun negara yang kuat, tetapi juga negara yang bermartabat.

Indonesia tidak kekurangan semangat. Yang kita butuhkan adalah kesungguhan untuk menginstitusikan semangat itu ke dalam sistem. Dan dari sistem yang berakar pada nilai itulah, Indonesia Emas bukan lagi sekadar visi, tetapi keniscayaan.



Penulis adalah Konsultan & Trainer International Organization for Standardization (ISO)


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya