Berita

Nasabah PNM Mekaar, Ema Suranta, membawa perubahan besar bagi lingkungan/Net

Bisnis

Sukses Kelola Sampah, Perempuan Asal Padalarang Ini Raih Penghargaan

SELASA, 03 JUNI 2025 | 09:09 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Di tengah berbagai persoalan lingkungan dan rendahnya kesadaran akan pengelolaan sampah, perempuan asal Padalarang ini  hadir sebagai sosok yang membawa perubahan. 

Dia adalah Ema Suranta dari Desa Kertamulya, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Ia berhasil mengubah tumpukan sampah menjadi sumber harapan bagi masyarakat di desanya. 

Atas perannya itu, ia menerima penghargaan Local Ace in Organic Waste Transformation. Nama dan kiprahnya pun bersanding dengan tokoh dan brand besar nasional. 


Penghargaan itu adalah perjuangan panjang yang bermula dari kegelisahannya pada persoalan sampah di desanya. Hingga suatu hari di tahun 2005 terjadi tragedi memilukan. Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Leuwigajah meledak akibat penumpukan gas metana dan curah hujan tinggi. 

Sampah setinggi 60 meter longsor, menimbun ratusan rumah, dan merenggut 157 nyawa. Lokasi kejadian hanya sekitar 20 km dari rumah Ema.

Peristiwa TPA Leuwigajah tercatat sebagai tragedi lingkungan memilukan nomor dua di dunia setelah musbah longsor sampah di TPA Payatas, Quezon City, Filipina pada 10 Juli 2000 dengan korban meninggal lebih dari 200 orang. Pemerintah pun menetapkan tanggal 21 Februari sebagai Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN).

Lalu, pemerintah membangun TPA Sarimukti di Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, untuk menggantikan peran eks TPA Leuwigajah yang ditutup. Tempat pengolahan limbah seluas 21,5 hektare itu mulai beroperasi pada 2006.

Namun, musibah datang lagi. Pada Agustus 2023, TPA Sarimukti mengalami kebakaran sehingga harus ditutup sementara. Penduduk kesulitan membuang limbah rumah tangga. Sampah menggunung di mana-mana. Bandung Lautan Sampah begitu orang-orang bilang saat itu. 

Peristiwa itu mengubah cara pandang Ema terhadap sampah. Ia pun bertekad melakukan sesuatu. Ia pun membentuk bank sampah yang ia beri nama  Bank Sampah Bukit Berlian. Butuh waktu dan pergulatan, namun Ema bisa melaluinya.

Sebelum ada maggot dan budidaya lele, kegiatan Bank Sampah Bukit Berlian dimulai dari hal sederhana yakni mengumpulkan sampah anorganik berupa plastik dan botol. Untuk memotivasi warga bergabung, Ema menukar limbah itu dengan produk rumah tangga. Ternyata cara itu efektif. Dalam waktu singkat, 83 perempuan ikut bergabung.

Seiring berjalannya waktu, Ema sadar, sampah organik jauh lebih mendominasi. Kalau ingin perubahan signifikan, jenis limbah ini juga harus diolah. Maka dimulailah eksperimen dan kolaborasi dengan komunitas pengolah maggot, hingga akhirnya Bukit Berlian mampu mengelola sendiri.

Perjuangan Ema dan komunitas emak-emak di Desa Kertamulya itu mendapatkan ‘darah baru’ saat Ema berkenalan dengan program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM), badan usaha milik negara (BUMN) pembiayaan ultramikro.

Melalui program PNM Mekaar itu, Ema menerima pinjaman awal Rp3 juta yang dia gunakan untuk membeli peralatan dan 10 biopond budidaya maggot. Lalu bantuan demi bantuan berdatangan. PNM membuatkan kandang maggot pertama senilai Rp35 juta pada 2023 dan kandang kedua pada 2024 dengan biaya Rp100 juta.

Tak hanya modal, PNM juga membuka akses pengetahuan. Ema sempat belajar langsung ke perusahaan pengolah maggot profesional, Biomagg, yang sudah mengekspor produknya ke luar negeri. Kini Ema punya mimpi serupa: ekspor maggot hasil karya lokalnya.

Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, mengapresiasi perjuangan dan prestasi Ema bersama emak-emak di bank sampah Bukit Berlian. Sosok Ema menjadi bukti bahwa perempuan prasejahtera bisa mandiri dan memberi dampak positif bagi lingkungan.

“Kami juga bangga karena PNM Mekaar tidak hanya memberikan pembiayaan tetapi juga membina nasabah untuk menjadi pelaku perubahan di masyarakat,” kata Arief Mulyadi dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Selasa 3 Juni 2025.

Peran Ema bersama perempuan yang tergabung di bank sampah Bukit Berlian dalam mengolah sampah ini juga selaras dengan apa yang menjadi keinginan dari Gubernur Jawa Barat, ‘Kang’ Dedi Mulyadi (KDM). 

Lewat video pendek di akun Instagram-nya, @dedimulyadi71, KDM menyebut sudah terjadi darurat sampah di beberapa wilayah Jawa Barat. “Khususnya di Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Cimahi, Kabupaten Bandung Barat. Dan kita berproblem di (TPA) Sarimukti,” kata KDM.

Salah satu upaya mengatasi problem di TPA Sarimukti, menurut KDM, adalah mengurai persoalan di hulu bukan hanya di hilir. Demi mewujudkan keinginan itu, KDM menggandeng Achmad Husein, mantan Bupati Banyumas. 

Menyelesaikan masalah sampah tidak bisa hanya mengatasi persoalan di hilir misalnya area TPA diperluas, menambah mesin, dan seterusnya. Persoalan di hulu juga mesti dibenahi. Kalau pasokan terus bertambah, pastilah persoalan sampah tak bakal selesai.

“Makanya, kami ingin Pak KDM bisa berkunjung ke Bukit Berlian di Kertamulya untuk melihat apa yang kami sudah lakukan,” kata Ema.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Usut Tuntas Bandara Ilegal di Morowali yang Beroperasi Sejak Era Jokowi

Senin, 24 November 2025 | 17:20

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Duka Banjir di Sumatera Bercampur Amarah

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:04

DKI Rumuskan UMP 2026 Berkeadilan

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:00

PIER Proyeksikan Ekonomi RI Lebih Kuat pada 2026

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:33

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

Kemenhut Cek Kayu Gelondongan Banjir Sumatera Pakai AIKO

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:00

Pemulihan UMKM Terdampak Bencana segera Diputuskan

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:35

Kaji Ulang Status 1.038 Pelaku Demo Ricuh Agustus

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:28

Update Korban Banjir Sumatera: 836 Orang Meninggal, 509 Orang Hilang

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:03

KPK Pansos dalam Prahara PBNU

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:17

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Selengkapnya