Berita

Presiden AS Donald Trump/Net

Dunia

AS Ringankan Sanksi Suriah, Pintu Investasi Terbuka

SABTU, 24 MEI 2025 | 12:06 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah Amerika Serikat (AS) resmi meringankan sanksi berat terhadap Suriah yang dijatuhkan selama kepemimpinan Presiden Bashar al-Assad, yang digulingkan Desember lalu setelah perang saudara selama hampir 14 tahun.

“Pembebasan sanksi langsung” diumumkan oleh Departemen Keuangan AS pada Jumat, 23 Mei 2025 waktu setempat, lebih dari seminggu setelah Presiden Donald Trump bertemu dengan pemimpin baru negara tersebut, Ahmed Al-Sharaa, di Arab Saudi.

"Sesuai janji Presiden Trump, Departemen Keuangan dan Departemen Luar Negeri menerapkan otorisasi untuk mendorong investasi baru di Suriah," kata Menteri Keuangan Scott Bessent dalam pernyataannya, dikutip dari Bloomberg.


"Suriah juga harus terus berupaya untuk menjadi negara yang stabil dan damai, dan tindakan hari ini diharapkan akan menempatkan negara tersebut di jalur menuju masa depan yang cerah, sejahtera, dan stabil," ujarnya.

Keputusan tersebut memungkinkan Suriah untuk kembali berbisnis dengan AS dan mitra dagangnya, tetapi tidak sepenuhnya mencabut serangkaian pembatasan, yang mencakup segala hal mulai dari keuangan hingga energi. 

Sementara presiden dapat meringankan beberapa sanksi yang dikeluarkan melalui perintah eksekutif, Kongres kemudian harus mencabut Undang-Undang Perlindungan Sipil Suriah Caesar 2019, yang menghukum hampir semua orang yang mencoba berbisnis dengan Suriah.

Menteri Luar Negeri Marco Rubio mengatakan minggu lalu bahwa pemerintahan Trump akan menawarkan bantuan ekonomi awal kepada Suriah dengan meminta keringanan sanksi selama 180 hari yang dijatuhkan oleh Kongres, dengan tujuan jangka panjang untuk mencabut pembatasan tersebut sepenuhnya.

Suriah awalnya ditetapkan sebagai negara sponsor terorisme oleh pemerintahan Jimmy Carter pada tahun 1979, saat Presiden Hafez al-Assad memerintah negara tersebut. Putra dan penggantinya, Bashar al-Assad, melarikan diri ke Moskow saat pasukan pemberontak menyerbu Damaskus.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya