Berita

Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese/Ist

Dunia

PM Albanese Janji Dukung Keanggotaan Indonesia di OECD dan CPTPP

KAMIS, 15 MEI 2025 | 17:23 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, menegaskan komitmen negaranya untuk mendukung Indonesia menjadi anggota Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) serta bergabung dalam Kemitraan Trans-Pasifik Komprehensif dan Progresif (CPTPP). 

Hal tersebut ia sampaikan dalam pernyataan pers bersama Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta pada Kamis, 15 Mei 2025.

“Saya di sini, di Indonesia, karena tidak ada hubungan yang lebih penting bagi Australia daripada hubungan ini, dan tidak ada negara yang lebih penting bagi kemakmuran, keamanan, dan stabilitas Indo Pasifik daripada Indonesia,” ujar Albanese.


PM Albanese juga menyoroti pentingnya Indonesia dalam peta pertumbuhan global. Ia mengingatkan bahwa hanya dua tahun lalu, dirinya meluncurkan Strategi Ekonomi Asia Tenggara Australia di Jakarta, sebuah langkah yang menunjukkan betapa seriusnya Australia melihat potensi negara ini.

“Ini adalah kawasan dengan pertumbuhan tercepat di dunia dalam sejarah manusia, dan Indonesia merupakan pusat pertumbuhan tersebut, yang sudah menjadi negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, dan diproyeksikan menjadi ekonomi terbesar kelima di dunia pada akhir dekade berikutnya,” ungkapnya.

Albanese juga memberikan apresiasi terhadap berbagai program pembangunan Indonesia, termasuk inisiatif makanan bergizi gratis dari Presiden Prabowo. 

Menurutnya, pertumbuhan dan transformasi Indonesia adalah cerminan kerja keras rakyatnya dan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan. Untuk itu PM Australia berjanji mendukung Indonesia masuk dalam keanggotaan OECD dan CPTPP.

“Dan saya jamin, Bapak Presiden, Australia mendukung Anda untuk bergabung dengan OECD serta kenaikan Anda ke CPTPP,” kata Albanese, mempertegas dukungannya di hadapan Presiden RI.

Dalam kesempatan itu, ia juga menekankan pentingnya keterlibatan aktif antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat sipil kedua negara untuk mengubah potensi menjadi pencapaian konkret.

“Pendalaman perdagangan kita dengan Indonesia dan penguatan investasi di Indonesia adalah hal yang wajar dan penting, tetapi bukan hal yang tak terelakkan. Untuk mengubah potensi luar biasa menjadi kemajuan konkret, kita semua perlu menunjukkan keterlibatan dan ambisi,” tegasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya