Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Terancam Bangkrut, Nike Hingga Adidas Desak Trump Bebaskan Industri Sepatu dari Tarif

SABTU, 03 MEI 2025 | 18:21 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Ratusan perusahaan alas kaki Amerika Serikat (AS) menyerukan kepada Presiden Donald Trump agar mengecualikan produk sepatu dari kebijakan tarif balasan yang baru diberlakukan. 

Seruan ini disampaikan melalui surat resmi yang dikirim oleh kelompok dagang Footwear Distributors & Retailers of America (FDRA), mewakili para pelaku industri yang merasa terdampak berat oleh kebijakan perdagangan terbaru.

Surat tertanggal 29 April 2025 itu ditandatangani oleh sejumlah produsen besar, termasuk Nike, Adidas America, Skechers, serta 76 perusahaan lain seperti Deckers Brands, Capri Holdings, Under Armour, dan VF Corp. 


Mereka meminta agar sepatu dikecualikan dari daftar produk yang dikenai tarif impor tinggi oleh pemerintahan Trump.

Dalam suratnya, FDRA menegaskan bahwa industri alas kaki selama ini telah dibebani tarif signifikan, bahkan untuk produk anak-anak. Tarif yang dikenakan bisa mencapai 20 persen, 37,5 persen, atau bahkan lebih tinggi, dan kini diperburuk dengan kebijakan tarif tambahan.

“Mengingat sifat industri alas kaki di AS, bisnis alas kaki dan keluarga-keluarga Amerika menghadapi ancaman eksistensial akibat lonjakan biaya yang sangat besar ini. Ratusan bisnis terancam bangkrut,” tulis FDRA dalam surat tersebut.

Sebagaimana diketahui, sebagian besar perusahaan tersebut memiliki fasilitas produksi di China dan negara lain yang terkena beban tarif baru oleh Trump.

Pada awal April, Presiden Trump menetapkan tarif besar-besaran terhadap barang impor dari China, termasuk tarif hingga 145 persen. Langkah ini memicu kekhawatiran pelaku industri yang bergantung pada rantai pasok global.

Menanggapi kebijakan ini, Kementerian Perdagangan China menyatakan bahwa pihaknya sedang mengevaluasi tawaran Amerika Serikat untuk mengadakan pembicaraan mengenai tarif tersebut.

Dampak ketidakpastian juga mulai dirasakan para pelaku industri. Adidas, meskipun mencatatkan hasil positif pada kuartal pertama 2025, memilih tidak menaikkan proyeksi kinerja tahunan. 

Sementara itu, Skechers memutuskan untuk menarik kembali proyeksi tahunannya, dengan alasan kondisi dagang yang tidak menentu.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya