Berita

Peta China/Net

Bisnis

Diajak Nego Tarif oleh AS, China Masih Pikir-pikir

JUMAT, 02 MEI 2025 | 09:28 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Setelah beberapa kali membantah adanya pembicaraan soal tarif, China kini menyatakan siap mempertimbangkan ajakan Amerika Serikat (AS) untuk berdialog.

Pada Jumat, 2 Mei 2025, Kementerian Perdagangan China menyebutkan bahwa pihaknya telah mencatat siapa saja pejabat senior AS yang berulang kali menyatakan kesediaan mereka untuk berbicara dengan Beijing, dan mendesak para pejabat di Washington untuk menunjukkan ketulusan terhadap China.

“AS belakangan ini mengirimkan pesan ke China melalui beberapa pihak, dengan harapan bisa memulai pembicaraan,” kata kementerian itu, dikutip dari Bloomberg.


“Saat ini, China sedang mempertimbangkan tawaran tersebut,” lanjutnya.

Pernyataan ini menjadi sinyal bahwa ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut mungkin mulai mereda. Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif perdagangan ke level tertinggi dalam 100 tahun terakhir, dan China pun membalas dengan kebijakan serupa.

Trump beberapa kali menyatakan bahwa Presiden China Xi Jinping harus menghubunginya terlebih dahulu untuk membuka negosiasi. Awal pekan ini, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyebutkan bahwa kini giliran China yang harus mengambil langkah pertama untuk meredakan ketegangan.

“Tarif yang tinggi dari kedua belah pihak ini tidak bisa dipertahankan terus-menerus, sehingga banyak pihak memperkirakan AS dan China pada akhirnya akan mulai bernegosiasi,” kata ekonom United Overseas Bank, Woei Chen Ho.

“Namun, negosiasi awal ini kemungkinan akan membuat pasar bergejolak karena diperkirakan tidak akan berjalan mulus,” tambahnya.

Di sisi lain, penunjukan sementara Marco Rubio sebagai Penasihat Keamanan Nasional AS yang baru bisa memperumit hubungan dengan China. Rubio menjadi orang pertama dalam jabatannya yang pernah dikenai sanksi oleh pemerintah China.

Trump menunjuk Rubio menggantikan Michael Waltz yang mengundurkan diri.

Dengan posisi barunya, Rubio akan punya pengaruh lebih besar dalam isu-isu yang sensitif bagi China, termasuk Taiwan. Ia sebelumnya juga berjanji akan menghadapi “tindakan provokatif” China di Laut China Selatan. 

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya