Berita

Kolase Dedi Mulyadi dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (tangkapan layar/RMOL)

Politik

Gaya Dedi Mulyadi dan Ahok 11-12

SENIN, 28 APRIL 2025 | 12:40 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Sejak menjabat Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM) langsung mencuri perhatian publik. Terdapat sejumlah kebijakan yang digagasnya justru menimbulkan kontroversi.

Salah satunya Dedi menolak acara perpisahan sekolah dan study tour berbiaya mahal. Ia menilai kegiatan semacam itu hanya menambah beban orang tua.

Aturan ini pun dikritik seorang remaja asal Bekasi, bernama Aura Cinta. Gadis itu berpendapat, perpisahan sekolah penting untuk membukukan kenangan.


Namun Dedi menyampaikan pesan pedas kepada Aura yang tetap memaksakan adanya acara perpisahan dan wisuda sekolah meski kondisi ekonomi keluarga mereka terbatas.

Gaya Dedi ini pun mendapat sorotan dari politikus Partai Demokrat Andi Arief. 
Menurutnya, KDM dan Ahok 11-12 alias punya kemiripan.

"Menurut saya ada kemiripan antara Kang KDM dan Pak Ahok soal paradigma membangun, bahwa pendekatan pada orang miskin tidak boleh lunak. Akibatnya orang miskin berhadapan dengan kemiskinannya dan kekuasaan," katanya lewat akun X, Senin 28 April 2025.

Pada cuitan lainnya, Andi menyebut wisuda dan study tour itu bukan komponen penghematan, karena tidak reguler hari ke hari atau bulan ke bulan. Dia menegaskan bahwa ini cara pandang penghematan yang keliru.

"Belum pernah ada penelitian yang menyebut kemiskinan itu karena biaya wisuda," ungkapnya.

Perdebatan bermula saat Dedi Mulyadi mengunjungi warga yang terdampak penggusuran di bantaran Kali Bekasi. Di tengah kunjungannya, ia berdialog dengan Aura yang merupakan siswi SMA 1 Cikarang Utara.

Pada kesempatan itu, Aura menyampaikan keinginannya untuk tetap mengikuti acara perpisahan sekolah, dengan biaya mencapai Rp1,2 juta.

Namun, Dedi Mulyadi menilai keputusan tersebut keliru. Sebagai Gubernur, ia menyarankan lebih baik uang tersebut ditabung atau digunakan untuk kebutuhan lain yang lebih bermanfaat, salah satunya untuk biaya mengontrak rumah usai rumah Aura digusur.

"Anda Miskin, tapi jangan sok kaya. Orang miskin itu harus tekan semua pengeluaran untuk membangun masa depan. Seluruh pengeluaran ditekan, digunakan untuk kegiatan positif, bisnis, pengembangan diri," timpal Dedi Mulyadi.

"Lah, ini rumah gak punya, tinggal di bantaran sungai, ngapain protes-protes harus ada wisuda. Logikanya harus dipakai, hidup itu jangan sombong, ibunya buat ngontrak aja gak punya tapi anaknya merasa wisuda penting,” tandasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya