Berita

Ilustrasi/RMOL via AI

Bisnis

Tertekan Isu Produksi OPEC dan Stok AS, Harga Minyak Anjlok

KAMIS, 24 APRIL 2025 | 10:09 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Setelah sempat naik pada awal perdagangan hari Rabu, 23 April 2025, harga minyak dunia akhirnya berbalik arah dan mengalami penurunan hampir 2 persen.
Dikutip dari Oil Prices, harga minyak mentah Brent turun sebesar 1,14 Dolar AS atau sekitar 1,69 persen menjadi 66,30 Dolar AS per barel. Sementara itu, minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 1,17 Dolar AS atau 1,84 persen menjadi 62,50 Dolar AS per barel.

Penurunan ini dipicu oleh laporan bahwa organisasi negara-negara pengekspor minyak dan sekutunya, OPEC+, kemungkinan akan mempercepat peningkatan produksi minyak sebesar 411.000 barel per hari pada bulan Juni, setelah sebelumnya menaikkan produksi di bulan Mei.

Sikap Kazakhstan yang menolak kuota produksi dari OPEC+ juga memperburuk sentimen pasar. 

Sikap Kazakhstan yang menolak kuota produksi dari OPEC+ juga memperburuk sentimen pasar. 

Menteri Energi Kazakhstan mengatakan kepada Reuters bahwa negaranya tidak bisa membatasi produksi dari perusahaan minyak swasta di wilayah mereka dan tidak akan menutup ladang minyaknya sendiri karena hal itu bisa berdampak buruk pada produksi di masa depan.

"Pernyataan Kazakhstan memperkuat dugaan kami bahwa OPEC+ mungkin akan mempercepat pelonggaran kuota produksi selama tiga bulan ke depan, mulai dari pertemuan bulan Mei, dan bisa terus berlanjut hingga Juli dan musim panas," kata Amrita Sen, salah satu pendiri perusahaan analis energi Energy Aspects.

Dari sisi lain, data terbaru menunjukkan bahwa stok minyak mentah AS naik sebesar 244.000 barel, jauh dari ekspektasi pasar yang memperkirakan penurunan sebesar 770.000 barel. Kenaikan ini turut menekan harga, meski meningkatnya produksi bahan bakar lain sedikit mengurangi dampaknya.

Namun, potensi kebijakan pemotongan tarif impor AS terhadap China sebesar 50 hingga 65 persen memberi harapan bahwa permintaan minyak bisa meningkat.

Sanksi AS terhadap minyak Iran serta sikap Presiden AS Donald Trump yang mulai melunak terhadap The Fed, juga menjadi faktor yang membantu meredam penurunan harga.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya