Berita

Hilirisasi batu bara/Ist

Bisnis

Hilirisasi Batu Bara Jangan Terpaku Gasifikasi

MINGGU, 20 APRIL 2025 | 05:25 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Pembina Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI) Mulyanto sarankan pemerintah mencari alternatif lain untuk hilirisasi batu bara. 

Menurutnya, pemerintah jangan terpaku pada program dimethyl ether (DME) dengan cara gasifikasi batu bara untuk meningkatkan nilai tambah hasil tambang tersebut. 

Bila secara hitungan ekonomis gasifikasi batu bara lebih mahal daripada impor LPG sebaiknya Pemerintah memilih cara lain agar keuangan negara tetap aman. 


"Kalau memang hitung-hitungan bisnisnya tidak masuk, sebaiknya program ini tidak dipaksakan. Ujung-ujungnya nanti perlu dana subsidi untuk produksi DME dari APBN. Ini kan seperti nutup kantong kiri dan buka kantong kanan," terang Mulyanto dalam keterangannya, Sabtu malam, 19 April 2025. 

Anggota Komisi Energi DPR 2019-2024 itu sepakat bahwa ide memproduksi DME secara domestik dari gasifikasi batubara ini sangat bagus. 

Karena selain dapat menjaga permintaan batubara dalam negeri saat program pensiun dini PLTU dijalankan, program ini juga dapat mengurangi impor LPG sekaligus mengurangi subsidi untuk penggunaan gas LPG tiga kilogram.  

Namun tentu saja kalau secara teknologi dan ekonomi hitung-hitungannya masuk.

Untuk diketahui dalam kegiatan media gathering, Kamis, 17 April 2025 disampaikan, bahwa MIND ID  tengah menghitung dampak proyek DME untuk substitusi LPG. 

Namun, hasilnya DME jauh lebih mahal dibandingkan dengan impor LPG. Artinya, nilai keekonomian dari DME tidak  tercapai dibandingkan dengan impor LPG.

Berita terakhir menyebutkan bahwa pemilik teknologi DME yakni perusahaan AS, Air Product, malah mengundurkan diri dari konsorsium DME ini.

Sementara pada kesempatan lain diberitakan sebenarnya PT. Bukit Asam (PTBA) sudah ada program alternatif pemanfaatan batu bara. PTBA telah bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam pengembangan artificial graphite dan anode sheet untuk bahan baku baterai ion litium (Li-ion) tersebut.

PTBA sendiri tengah menyiapkan anggaran internal sekitar Rp300 miliar untuk mengembangkan pilot project hilirisasi batu bara menjadi grafit sintetis. Mulyanto meminta pemerintah tidak mengintervensi BUMN secara politis terlalu jauh, agar entitas ekonomi ini dapat tetap tumbuh dengan sehat.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Usut Tuntas Bandara Ilegal di Morowali yang Beroperasi Sejak Era Jokowi

Senin, 24 November 2025 | 17:20

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Duka Banjir di Sumatera Bercampur Amarah

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:04

DKI Rumuskan UMP 2026 Berkeadilan

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:00

PIER Proyeksikan Ekonomi RI Lebih Kuat pada 2026

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:33

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

Kemenhut Cek Kayu Gelondongan Banjir Sumatera Pakai AIKO

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:00

Pemulihan UMKM Terdampak Bencana segera Diputuskan

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:35

Kaji Ulang Status 1.038 Pelaku Demo Ricuh Agustus

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:28

Update Korban Banjir Sumatera: 836 Orang Meninggal, 509 Orang Hilang

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:03

KPK Pansos dalam Prahara PBNU

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:17

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Selengkapnya