Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Pemberi Utang Terbesar ke RI Kompak Turunkan Pinjaman

SABTU, 19 APRIL 2025 | 08:57 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China telah menciptakan ketidakpastian ekonomi global, yang menyebabkan penurunan investasi langsung dari kedua negara tersebut ke Indonesia. 

Saat ini, investor cenderung lebih berhati-hati dalam menanamkan modal mereka. 

Bank Indonesia (BI) dalam keterangannya baru-baru ini menyampaikan bahwa Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia per Februari 2025 mengalami penurunan dibandingkan dengan ULN pada  Januari. 


ULN per Februari 2025 mencapai 427,2 miliar Dolar AS atau sekitar Rp7.176 triliun. Sementara di Januari nilainya mencapai 427,9 miliar Dolar AS. 

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso mengatakan, penurunan ini disebabkan menurunnya ULN pemerintah maupun sektor swasta.

"Posisi ULN Februari 2025 juga dipengaruhi oleh faktor penguatan mata uang Dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk Rupiah," kata Ramdan, dikutip Sabtu 19 April 2025. 

Sejauh ini, kreditur utang Indonesia dengan porsi terbesar adalah Singapura. 

ULN Indonesia dari Singapura mencapai 55,78 miliar AS per Januari 2025. Ini merupakan jumlah terbesar dari semua negara kreditur ke Indonesia. Singapura juga merupakan kreditur utama untuk utang valas Indonesia. 

Posisi berikutnya ditempati oleh AS sebesar 27,68 miliar Dolar AS dan China sebesar 23,30 miliar Dolar AS.

Namun, ketiga negara kreditur terbesar tersebut telah menurunkan nilai pinjamannya per Februari 2025. 

ULN Indonesia dari Singapura turun menjadi 55,45 miliar Dolar AS. Kemudian dari AS turun menjadi 27,67 miliar Dolar AS, dan dari China turun menjadi 23,28 miliar Dolar AS.

Populer

Kejagung dan KPK Didesak Usut Dugaan Pemerasan Kajari Tolitoli

Rabu, 07 Mei 2025 | 12:30

Arsjad Rasjid Cs Kalah di MA, Pemegang Saham PT Krama Yudha Bebas dari Tuduhan

Minggu, 11 Mei 2025 | 12:26

5 Pati AU Digeser Jadi Staf Khusus KSAU, Ada Bekas Ajudan Wapres dan Dokter Gigi

Jumat, 02 Mei 2025 | 02:38

Karir Politik Jokowi dan Keluarga akan Hancur

Jumat, 02 Mei 2025 | 10:32

Gufroni Jadikan Muhammadiyah Sarang Mafia Berideologi Ekstrem

Senin, 12 Mei 2025 | 16:27

Kejati Jakarta Bongkar Pengadaan Fiktif di Telkom Periode 2016-2018

Kamis, 08 Mei 2025 | 05:19

Kejagung Tetapkan Pengelola Buzzer Tersangka Perintangan Penyidikan

Kamis, 08 Mei 2025 | 06:25

UPDATE

Bobotoh Diajak Rayakan Persib Juara dengan Tertib

Senin, 12 Mei 2025 | 23:59

Cooling Down Cara Anwar Usman Cuci Muka

Senin, 12 Mei 2025 | 23:40

PP Himmah Apresiasi Polri Tangguhkan Penahanan Mahasiswi ITB

Senin, 12 Mei 2025 | 23:17

Peran Oposisi Nonparlemen

Senin, 12 Mei 2025 | 22:50

Harga Minyak Dunia Melejit Setelah Ketegangan AS-China Mereda

Senin, 12 Mei 2025 | 22:33

Kejagung Tegaskan Pengamanan dari TNI Tidak Terkait Kasus Satelit Kemhan

Senin, 12 Mei 2025 | 22:18

BRI Peduli Salurkan Ribuan Paket Sembako ke Umat Buddha

Senin, 12 Mei 2025 | 21:47

Penugasan TNI di Kantor Kejaksaan Melenceng karena Bukan Darurat Perang

Senin, 12 Mei 2025 | 21:34

Sidang Perdana PUIC 2025 Angkat Tantangan Global Dunia Islam

Senin, 12 Mei 2025 | 21:12

Harga Emas Merosot Usai AS-China Pangkas Tarif Dagang

Senin, 12 Mei 2025 | 20:51

Selengkapnya