Berita

Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu dalam konferensi pers Jumat 18 April 2025/Tangkapan layar

Bisnis

Ini Strategi Airlangga Nego Tarif AS di Washington

JUMAT, 18 APRIL 2025 | 11:13 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Pemerintah Indonesia akan memperluas perdagangan dan investasi dengan Amerika Serikat (AS), sebagai tanggapan atas tarif baru yang dikenakan AS kepada RI.

Hal tersebut dikatakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang tengah berada di Washington DC untuk melobi pejabat AS terkait tarif resiprokal dari Presiden Donald Trump tersebut.

Airlangga mengatakan bahwa Indonesia akan menambah pembelian sejumlah komoditas energi dari Negeri Paman Sam.


“Indonesia akan meningkatkan pembelian energi dari Amerika Serikat, antara lain LPG, kemudian juga fruit oil, dan gasolin,” kata Airlangga dalam konferensi pers secara daring pada Jumat 18 April 2025.

Selain itu, Indonesia, kata Airlangga juga akan memperluas impor produk pertanian, seperti gandum, kedelai, susu kedelai, barang-barang modal, serta memberi dukungan kepada perusahaan AS di dalam negeri.

“Indonesia juga memberikan dukungan terhadap perusahaan-perusahaan Amerika yang telah beroperasi di Indonesia, termasuk kemudahan perizinan dan insentif yang relevan,” ujar Airlangga.

Dalam pernyataannya, Airlangga menegaskan bahwa Indonesia juga menawarkan kerja sama di sektor mineral strategis atau critical minerals, serta membuka peluang untuk penyederhanaan prosedur impor, termasuk untuk produk hortikultura asal Amerika.

Dalam bidang investasi, Indonesia mendorong pola kerja sama berbasis business to business sebagai bentuk kemitraan yang lebih fleksibel dan berkelanjutan.

Tak hanya itu, Airlangga juga menyoroti pentingnya kerja sama dalam pengembangan sumber daya manusia, terutama di sektor pendidikan, sains, teknologi, teknik, matematika (STEM), ekonomi digital, serta sektor jasa keuangan.

“Tentu Indonesia juga mengangkat terkait dengan financial services yang lebih cenderung untuk menguntungkan negara Amerika Serikat,” katanya.

Adapun hasil pertemuan tersebut akan dilanjutkan dengan berbagai pertemuan dalam waktu 60 hari 

“Bisa satu, dua, atau tiga putaran dan kami berharap dalam 60 hari kerangka tersebut bisa dilanjuti dalam bentuk format perjanjian yang akan disetujui antara Indonesia dan Amerika Serikat,” pungkasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya