Berita

Ilustrasi/Tourism Thailand

Bisnis

Thailand Siapkan Strategi Tarik Wisatawan di Tengah Panasnya Perang Dagang

KAMIS, 10 APRIL 2025 | 12:08 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Perang dagang global yang semakin memanas mulai berdampak pada sektor pariwisata Thailand.

Otoritas Pariwisata Thailand (TAT) mengungkapkan, dalam sepekan terakhir jumlah wisatawan dari Tiongkok menurun. Sebaliknya, wisatawan dari Malaysia justru meningkat dan kini menjadi yang terbanyak mengunjungi Thailand.

Data dari Kementerian Pariwisata dan Olahraga mencatat, antara 31 Maret hingga 6 April, sebanyak 92.262 wisatawan datang dari Malaysia, naik 12,8 persen dibanding sebelumnya. Sementara itu, jumlah wisatawan dari Tiongkok turun 1,2 persen menjadi 64.177 orang.


Secara keseluruhan, hingga 6 April, total kedatangan wisatawan internasional ke Thailand telah mencapai 10 juta orang, naik 1,79 persen dibandingkan tahun lalu.

Kepala TAT, Thapanee Kiatphaibool, mengatakan pihaknya sedang mengevaluasi kondisi ini dan akan menyesuaikan strategi promosi serta target pasar jika diperlukan.

"TAT sedang mengevaluasi situasi untuk menentukan rencana yang tepat, yang mungkin mencakup penyesuaian promosi dan target pasar," kata Thapanee Kiatphaibool, kepala TAT, seperti dikutip dari Bangkok Post, Kamis 10 April 2025.

Ia juga menyebutkan tantangan lain, seperti kebijakan tarif dari Presiden AS Donald Trump yang turut mempengaruhi ekonomi global, termasuk Tiongkok.

Dalam menghadapi situasi ini, Thapanee menegaskan bahwa TAT akan terus mempromosikan Thailand sebagai destinasi wisata yang menawarkan nilai terbaik, pengalaman menarik, dan keramahtamahan yang luar biasa.

TAT tetap menargetkan kunjungan wisatawan dari Amerika Serikat sebanyak 1 juta orang tahun ini. Selain itu, mereka juga memperluas pasar ke negara-negara lain seperti Italia dan Spanyol yang saat ini sedang berkembang, serta negara-negara yang sudah mapan seperti Inggris, Jerman, dan Israel.

Thapanee juga memprediksi jumlah wisatawan dari Rusia akan mencapai 2 juta, sementara dari India antara 2,4 hingga 2,5 juta orang.

"TAT telah menyiapkan strategi baru untuk menghadapi berbagai tantangan di paruh kedua tahun ini," ujarnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya