Berita

Dari kiri Ferry Juliantono, Rocky Gerung, Sufmi Dasco Ahmad, Syahganda Nainggolan, dan Jumhur Hidayat/Ist

Publika

Tentang Tanggapan Diplomasi Sayur Lodeh

Van Ons Menemukan Kembali Indonesia adalah Independen

RABU, 09 APRIL 2025 | 09:32 WIB | OLEH: DR. SYAHGANDA NAINGGOLAN*

SEHABIS ramai pemberitaan pertemuan Rocky Gerung dan Sufmi Dasco Ahmad yang saya dkk rancang kemarin di sebuah restoran Sunda, Senayan Park, Jakarta, putri saya seorang Antropolog, mahasiswi pascasarjana Utrecht University, Belanda memberitahu respon Salam4jari di X. Dengan viewer yang lebih dari 700 ribu, respon ini perlu saya tanggapi.

Begitu juga respon yang diberikan Chozin, sahabat saya, yang dia adalah pendamping politik Anies Baswedan puluhan tahun, dan juga respon sahabat saya, Agung Sudjatmiko, Ketua Harian Dewan Koperasi Nasional.

Respon Salam4jari intinya adalah memberi warning kepada rakyat bahwa pertemuan Rocky Cs. dan Dasco merupakan upaya penggembosan gerakan Indonesia Gelap. Salam4jari kemudian meminta agar gerakan Indonesia Gelap, gerakan tolak UU TNI dan UU Polri terus didukung.


Biro politik Salam4jari mengajak agar upaya pemerintahan transisi bisa diwujudkan. Menurutnya perlu ada hastag baru #mulaidarinol dan #Indonesiareset.

Respon Chozin adalah menuduh saya penjilat. Sebab, sebuah tulisan beredar mengatasnamakan saya, membahas pertemuan Rocky-Dasco tersebut dengan gaya satire. Memuja-muji Prabowo dan Dasco tanpa reserve.

Respon Agung Sudjatmiko menjelaskan bahwa tidak ada apapun yang dilakukan Prabowo selama ini. Kebanyakan omon-omon. Rakyat tidak akan percaya. Tambahnya lagi, sebagai aktivis koperasi sejak mahasiswa di UNS, dia melihat rencana Prabowo membangun 80.000 koperasi adalah pekerjaan sia-sia.

Sebab, katanya, koperasi adalah peristiwa bottom-up dan kultural. Upaya top-down ala Prabowo hanya mengulang kegagalan di era lalu.

Perlu saya sampaikan kepada salam4jari bahwa saya, Jumhur, Ferry dan Rocky tidaklah bermaksud menggembosi gerakan mahasiswa ataupun gerakan rakyat yang ada selama ini. Kami berempat menyebut diri sebagai Van Ons alias Perhimpunan Menemukan Kembali Indonesia (PMKI) yang kami dirikan.

Coba lihat ketika Jokowi sedang kuat-kuatnya, hanya kami yang menggalang penolakan perpanjang masa jabatan Jokowi 3 periode. Untung Megawati kemudian juga menentang perpanjangan itu.

Krisis kebangsaan kita bermula dari dominasi oligarki pasca pemerintahan Soeharto. Dengan kekuatan kapital mereka mendesain agar demokrasi dijadikan alat untuk menaik turunkan pemimpin pemimpin boneka. Semua elit yang akan muncul diseleksi mereka untuk menjadi stempel bagi kepentingan mereka mengeruk kekayaan di negeri ini.

Dalam dominasi itu, pilihannya adalah revolusi atau bersiasat untuk bisa berkuasa. Revolusi sudah dicoba Habib Rizieq dkk, namun gagal. Prabowo, sebaliknya, melakukan siasat alias "kudeta merangkak", sehingga dia bisa mencapai puncak kekuasaan.

Langkah Prabowo ini tidak populer. Itulah yang membuat saya dan Jumhur menjadi jurubicara pasangan Anies-Muhaimin. Sedangkan Ferry Juliantono tetap di Gerindra (atas keputusan bersama). Sedangkan Rocky Gerung mengambil jalan netral selama pilpres.

Salam4jari tentu merupakan gerakan moral yang dahsyat. Sehingga jalan Prabowo yang dianggap jalan haram kekuasaan menjadi masalah sampai saat ini. Pandangan ini tidak kami tentang.

Namun, kami, Van Ons, mempunyai cara pandang sendiri. Kami melihat bahwa Prabowo telah banyak melakukan gerakan ideologis, yang bahkan belum pernah dilakukan pemimpin sebelum-sebelumnya.

Saya sudah menguraikan dalam berbagai tulisan, bagaimana Prabowo, sebagai anak pendiri Partai Sosialis Indonesia, yang masa kecilnya menjadi keluarga di pengasingan in-exile, membuat berbagai kebijakan sosialistik kerakyatan. Namun, tentu saja Prabowo kesulitan karena oligarki yang memberikan jalan kekuasaan pada dia masih bercokol gagah.

Namun, renungkanlah, dulu Anies Baswedan ingin mengatur kekuasaan negara di Pantai Utara Jakarta berakhir gagal. Di era Jokowi, bahkan hampir semua pantai itu mau diserahkan pada konglomerat.

Sebaliknya, di tangan Prabowo, 30 KM pagar laut langsung dimusnahkan. Begitu juga pagar-pagar laut lainnya. Negara sekarang menguasai pantai.

Saya dan Rocky sudah tidak tertarik pada kekuasaan. Kami sudah menyampaikan itu pada Dasco. Saya tertarik untuk membuat buku dan hidup di remote area atau ke Belanda. Sebaliknya Rocky tetap asyik di kesepian Sentul di rumah yang hampir rubuh.

Sedangkan Ferry masih berkeinginan mengabdi pada isu-isu ekonomi kerakyatan. Jejak Ferry Juliantono adalah kader ideologi Adi Sasono, bapak ekonomi kerakyatan.

Jumhur sendiri tetap berjuang sebagai pemimpin buruh. Dia ditawari Prabowo untuk masuk kabinet, pada pertemuan mereka November lalu. Namun, Jumhur tidak akan menjual diri.

Kenapa Jumhur, Ferry dan Rocky tidak mungkin menjilat kekuasaan? Itulah yang disebutkan Karl Marx sebagai Class Suicide alias Bunuh Diri Kelas. Rocky yang lahir dan besar di Menteng meninggalkan kemewahan untuk bisa menjadi filosof. Jumhur yang harusnya bapaknya direktur Bank Bapindo dulu, masuk penjara dan dipecat dari ITB, karir bapaknya hancur. Ferry yang cucu pendiri republik juga hidup keras sebagai aktivis keluar masuk penjara.

Dalam Islam, juga dijelaskan, bahwa pilihan jalan Thaghut/Iblis atau jalan Allah/Tuhan menentukan seseorang itu penjilat atau bukan. Itu mungkin bisa menjelaskan sikap saya, meskipun lahir dari anak guru miskin, tetap tidak menjadi penjilat kekuasaan.

Perbedaan sikap dan jalan yang harus ditempuh antara Van Ons (PMKI) dan Salam4jari adalah sebuah hikmah. Begitu juga antara saya dan Chozinnya Anies. Kami melihat sesuatu dalam pendekatan realistik, sedangkan kalian dengan pendekatan idealistik.

Perbedaan pendekatan bukan berarti ada yang paling benar. Selama tujuannya untuk mendorong terwujudnya kekuasaan rakyat di atas oligarki, pendekatan yang diambil silakan saja. Kita harus demokratis.

Sedangkan kritik teknokratik model Agung Sudjatmiko berada pada level strategi/taktik. Menurut saya, peran negara untuk memperkuat ekonomi rakyat via koperasi adalah cita-cita bangsa. Sedangkan gerakan Bottom Up harus dikerjakan paralel. Disitulah peran Dekopin. Harus simultan.

Demikianlah penjelasan saya untuk teman-teman Salam4jari, Chozin dan Agung Sudjatmiko. Selamat berjuang. Dukung Indonesia Gelap Menjadi Terang.

*Penulis adalah pendiri Sabang Merauke Circle

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya